Laporan Uji Klinis Tahap Akhir Sinovac Keluar Desember

Vaksin Sinovac sedang diuji klinis tak hanya di China tapi juga tiga negara lain.

AP Photo / Ng Han Guan
Vaksin untuk COVID-19 ditampilkan 'produksi pabrik vaksin SinoVac di Beijing.
Rep: Puti Almas Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech mengumumkan bahwa hasil uji klinis tahap akhir dari vaksin eksperimental untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) akan keluar pada bulan depan. Saat ini, vaksin eksperimental Covid-19 dari Sinovac yang disebut sebagai CoronaVac sedang dalam uji coba tahap akhir yang besar di Brasil, Indonesia, dan Turki.

Hasil awal dari uji coba tahap awal hingga menengah menunjukkan minggu ini pemberian vaksin memicu respons imun yang cepat tetapi tingkat antibodi lebih rendah daripada yang terlihat pada orang yang telah pulih dari Covid-19. “Fase III sekarang berjalan cukup baik. Kemungkinan pada bulan depan kami akan memiliki datanya,” ujar Weining Meng, direktur senior Sinovac, dalam konferensi Global Town Hall 2020 yang diadakan secara daring, Jumat (20/11).

Hasil uji coba tahap akhir vaksin Sinovac keluar setelah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Pfizer mengumumkan vaksin ekperimental mereka terbukti lebih dari 90 persen efektif. Termasuk dari Rusia, yang mengatakan ini didasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir yang besar.

Di Indonesia, Sinovac Biotech Ltd dan PT Bio Farma (Persero) telah menandatangani perjanjian awal untuk pembelian dan pasokan CoronaVac pada akhir Agustus 2020. Dalam perjanjian tersebut, Sinovac berkomitmen menyediakan pasokan sebanyak 40 juta dosis produk CoronaVac setengah jadi dengan rentang November hingga Maret 2021.

Hal itu memungkinkan penjualan lebih lanjut sepanjang tahun depan. Sinovac mengatakan bahwa Indonesia menjadi pemesan vaksin Covid-19 terbesar dalam pembelian vaksin CoronaVac. Seperti dilaporkan sebelumnya, Pemerintah Indonesia menjadwalkan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di awal 2021, dikutip dari Reuters.


Baca Juga

 
Berita Terpopuler