Hamilton tak Pernah Bayangkan Samai Rekor Schumacher

Hamilton mengoleksi kemenangan ke-91 di seri Formula Satu setelah juara di GP Eifel.

EPA/Matthias Schrader
Pembalap Mercedes, Lewis Hamilton mengangkat helm berwarna merah milik Michael Schumacher sebagai hadiah atas pencapaian rekornya yang melampaui 91 kemenangan Schumacher. Pada balapan F1 di Sirkuit Nurburging, Jerman, Ahad (11/10), Hamilton finis terdepan.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lewis Hamilton mengaku tak pernah membayangkan bisa menyamai rekor Michael Schumacher dengan mengoleksi kemenangan ke-91 di Formula 1 (F1) pada Ahad (11/1). Pembalap asal Britania itu menyamai rekor Schumacher tersebut setelah menjuarai Grand Prix Eifel di Sirkuit Nuerburgring, Jerman. 

Baca Juga

Selain menyamai rekor Schumi di GP Eifel, Hamilton juga mencetak finis podium sebanyak 160 kali. Hamilton kini mengincar gelar juara dunia ketujuhnya untuk menjadi pembalap F1 tersukses sepanjang masa.

"Seperti kita semua, saya tumbuh melihat Michael memenangi semua grand prix itu dan saya tidak bisa membayangkan bisa menyamai dia. Saya rasa sampai di Formula 1 adalah langkah pertama dari mimpi itu dan tentunya menyamai (tiga gelar juara) Ayrton (Senna). Tapi Michael terlalu jauh," kata pembalap berusia 35 tahun itu seperti dikutip Reuters.

Rekor Schumacher itu bertahan cukup lama, dan sejumlah pihak ragu itu bakal dipecahkan. Namun, Hamilton membuktikan itu bukan mustahil saat dia masih memiliki kesempatan meraih kemenangan ke-100 dan seterusnya bersama Mercedes.

"Saya tidak tahu apa artinya bagi pembalap lain ketika mereka meraih kemenangan ini, tetapi perlu beberapa waktu bagi Anda untuk menganalisisnya dan untuk memahami, untuk menyadari apa arti sebenarnya," kata Hamilton.

Ia mengaku tak pernah menyangka bisa sampai di posisi bisa menyamai Schumacher. Hamilton merasa tersanjung saat ini dan kesempatan yang diberikan Mercedes saat masih berusia 13 tahun.

Hamilton mengatakan untuk memenangi balapan kali ini tidak mudah, meski dia diuntungkan setelah rekan satu timnya, Valtteri Bottas, yang juga rival terdekatnya, gagal menyelesaikan lomba karena masalah power unit.

Menurut Hamilton, tidak mudah juga bagi Schumacher ketika membalap untuk Benetton dan Ferrari dan mengumpulkan kemenangan demi kemenangan tersebut.

"Apa yang dia lakukan untuk untuk kedua tim itu, khususnya Ferrari, sungguh luar biasa," kata Hamilton soal Schumacher, yang pensiun pada 2012 setelah tugas terakhirnya bersama Mercedes.

"Mungkin sulit bagi orang-orang untuk memahami bagaimana susahnya dia meraih 91 kemenangan itu, dari satu akhir pekan ke akhir pekan lainnya, tahun ke tahun, dan tetap bugar secara fisik dan sangat presisi. Saya mengerti itu sekarang lebih dari sebelumnya."

Hamilton menyadari tantangan di depannya semakin tidak mudah. Ia berusaha akan terus menjadi yang terbaik di lintasan F1.

 

 
Berita Terpopuler