Aprindo: Konsumsi Masyarakat Belum Meningkat Signifikan

Konsumsi masyarakat secara perlahan pulih meskipun belum normal.

Prayogi/Republika
Konsumen berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (3/9). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, kondisi sektor ritel kini mulai membaik dibandingkan April dan Mei.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, kondisi sektor ritel kini mulai membaik dibandingkan April dan Mei. Pasalnya, sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan pada Juli, masyarakat mulai berbelanja. 

Baca Juga

"Konsumsi masyarakat mulai terlihat karena pemerintah pun telah gelontorkan bantuan tunai. Uang bergerak di masyarakat, akhirnya tingkatkan konsumsi walau nggak signifikan," jelas Ketua Umum Aprindo Roy Mandey kepada Republika.co.id pada Kamis (3/9).

Meski membaik, menurutnya, kondisi perekonomian saat ini belum bisa dikatakan pulih. "Masih jauh belum pemulihan baru disebut agak membaik. Jadi konotasinya sudah lebih baik," ujar dia. 

Ia menyebutkan, ada beberapa ritel yang kini omzet penjualannya telah naik 5 sampai 6 persen, bahkan ada yang 10 persen. "Jadi dengan kata lain, semuanya ini memang berjalan sudah pada rancangan terbaik ketika pemerintah memutuskan yang namanya jaga kesehatan utama namun paralel dengan bangkitkan ekonomi," tutur Roy. 

Maka agar ekonomi tetap terjaga, kata dia, konsumsi harus terus digenjot. "Satu-satunya jalan selain disiplin, ekonomi harus tetap dibangkitkan dilindungi, misal peritel seperti kita harap tidak dibatasi," jelasnya. 

Jika pertumbuhan ekonomi lemah, kata dia, maka sektor ritel pun lemah. Misal pada semester I, ekonomi minus 5,3 persen, ritel atau konsumsi pun minus hingga 5,51 persen.

 
Berita Terpopuler