Pangalengan Geotourism Festival Kini Digelar Virtual

Pangalengan Geotourism Festival fokus ke 4 desa.

Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Tanaman kopi di perkebunan Java Frinsa Estate, Pangalengan, Jawa Barat
Rep: Wahyu Suryana Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar lagi Pangalengan Geotourism Festival 3.0 sampai 15 Agustus 2020. Agenda tahunan mengenalkan dan menggaungkan potensi-potensi Pangalengan, Kabupaten Bandung ini kini harus digelar virtual.

Dosen pembimbing lapangan, Indra Perdana meyakini, pandemi Covid-19 tidak menghentikan semangat mahasiswa dan masyarakat lokal untuk berkreasi.

"Menginjak tahun ketiga dalam pelaksanaannya, Pangalengan Geotourism Festival masih tetap membawa semangat yang sama, yakni memberdayakan masyarakat lokal melalui berbagai bentuk partisipasinya," kata Indra.

Dosen pembimbing lapangan lain, I Gusti Ngurah Putra menuturkan, Pangalengan Geotourism Festival dua tahun terakhir mendapat atensi baik dari masyarakat. Dilihat dari partisipasi masyarakat lewat kreasi seni dan penampilan produk.

"Ke depannya, kami harap acara ini dapat lebih menggugah semangat masyarakat setempat dalam menjaga keberlanjutan Pangalengan Geotourism Festival, bahkan acara ini dapat sepenuhnya dikelola masyarakat Pangalengan," ujar Putra.

Berbeda dari tahun-tahun lalu, Pangalengan Geotourism Festival harus digelar secara virtual akibat pandemi Covid-19. Ketua Pelaksana, Abdul Salam merasa, kondisi yang serba terbatas sendiri justru menjadi tantangan bagi mahasiswa.

"Kali ini kami kemas secara virtual, tentu dengan tetap berkolaborasi secara sinergis dengan mitra, pemerintah daerah, pemerhati dan pemangku kepentingan pariwisata dan UMKM sekitar Pangalengan serta masyarakat lokal," kata Salam.

Tahun ini, beragam agenda yang digelar mengusung tema Mahakarya Pangalengan: Membawa Pangalengan Menuju Dunia Digital. Kali ini, memberikan fokus ke Desa Sukaluyu, Desa Margaluyu, Desa Pulosari dan Desa Warnasari.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler