Palestina Puji UNESCO Lindungi Situs Sejarah dari Israel

UNESCO menerbitkan resolusi yang menyerukan perlindungan situs sejarah Palestina

AP/Mahmoud Illean
Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Palestina pada Selasa (7/7) memuji resolusi terbaru Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Budaya PBB (UNESCO) yang menyerukan perlindungan situs warisan Palestina dari tindakan Israel.

Baca Juga

Anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan keputusan itu penting di saat "meningkatnya tindakan Israel terhadap situs warisan Palestina," khususnya dalam rencana aneksasi Israel yang tampaknya akan mengambil alih situs bersejarah dan arkeologi di Tepi Barat.

"Kami menyambut adopsi dua resolusi oleh Komite Eksekutif UNESCO mengenai perlunya melestarikan lembaga-lembaga budaya dan pendidikan di Palestina dan perlunya melindungi situs warisan di pendudukan Yerusalem, Hebron dan kota Palestina lainnya," kata Ashrawi.

"Resolusi ini ... menegaskan perlunya melawan tindakan ilegal dan berbahaya yang dilakukan oleh Israel terhadap situs warisan ini," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki melalui pernyataan mendesak UNESCO agar "menekan Israel lebih keras" supaya menghentikan tindakannya terhadap warisan Palestina dan memastikan kepatuhan Israel terhadap resolusi UNESCO.

UNESCO merupakan badan PBB pertama yang mengakui Palestina sebagai anggota, sebelum terpilih sebagai negara non-anggota PBB pada 2012.

 
Berita Terpopuler