Cara Muslimah Masa Kini Menghidupkan Sunnah

Kehidupan modern menjadi tantangan tersendiri menjalankan sunnah.

Prayogi/Republika
Cara Muslimah Masa Kini Menghidupkan Sunnah.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad adalah utusan terakhir Allah. Allah membimbing tindakan Nabi Muhammad, baik pribadi maupun ketika berada di hadapan umum. Setiap Muslim kemudian meniru dan mengagumi Nabi dengan meniru tindakannya sepenuhnya ke dalam kehidupan praktis mereka sendiri.

Baca Juga

"Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu," (Alquran Surah Al Imran 3 ayat 31).

Allah akan mencintai seorang mukmin, pria atau wanita bergantung pada tingkat di mana ia mencintai dan menaati Nabi Muhammad. Ini berarti seseorang harus menunjukkan cintanya kepada Nabi dengan menerapkan kebiasaan dan kepribadian Nabi ke dalam gaya hidupnya.

Di masa Nabi, para sahabat mengikuti sunnah secara otomatis dan sepenuh hati. Sekarang, zaman telah berubah, dan mengikuti sunnah Nabi dalam kehidupan sehari-hari secara berangsur-angsur menjadi tantangan bagi umat Islam masa kini.

Tantangan yang dihadapi Muslim masa kini diantaranya, kemajuan dalam sains, penerbangan, teknologi, dan industrialisasi yang telah membuat hidup serba cepat dan sibuk. Perilaku Muslim dianggap primitif jika seseorang mengikuti metode yang usang, bukan hasil dari beberapa penelitian modern, temuan ilmiah atau studi data. Salah satu, perilaku yang dianggap modern adalah mencukur jenggot bukannya menumbuhkannya.

Selain itu semua orang saat ini bekerja untuk mencari nafkah, bahkan orang tua, wanita, remaja, dan kadang-kadang anak-anak. Hidup berputar di sekitar karier dan kenaikan pangkat perusahaan. Orang-orang enggan berkompromi dengan karier ketika praktik sunnah menjadi hambatan di dalamnya.

Misalnya, seorang wanita Muslim mungkin tidak bisa mengenakan jilbab di tempat kerjanya karena aturan berpakaian karyawannya yang ketat, dan mungkin perlu memprotes untuk memperpanjang roknya sesuai dengan perintah Islam. Muslim yang tinggal di wilayah mayoritas non-Muslim terus-menerus di bawah tekanan untuk membuktikan keteguhan iman mereka atau melepaskannya untuk gaya hidup sekuler. Ketaatan terhadap hukum halal yang ketat, misalnya, mungkin menjadi tantangan, jika tidak ada alternatif makanan lain yang tersedia.

Mengirim anak-anak ke sekolah umum dapat merusak pendidikan agama mereka, namun sekolah di rumah berisiko menimbulkan isolasi sosial. Seorang Muslim yang menolak kebiasaan minum bersama dengan tidak menghadiri jamuan makan serta alkohol sesuai instruksi Nabi Muhammad, mungkin akhirnya dikucilkan lingkaran sosialnya sama sekali.

Banyak Muslim yang ingin mempraktikkan Islam menghadapi tekanan dari generasi Muslim yang lebih tua di lingkungan geografis dan etnis mereka sendiri. Generasi yang lebih tua kadang-kadang memberi preferensi pada budaya daripada sunnah Nabi.

Perangkat teknologi dan berbagi informasi kini memungkinkan untuk melihat gambar, video, dan konten lainnya di mana saja, kapan saja. Konten yang eksplisit dan tidak diperbolehkan tidak terkecuali. Umat Muslim saat ini menghadapi tantangan bagaimana mengikuti beberapa sunnah Nabi meskipun ada tantangan di sekitar mereka. Ini termasuk menurunkan pandangan ketika foto-foto provokatif wanita muncul bahkan di ponsel saat membaca berita.

Sayangnya, beberapa kelompok di antara umat Islam telah melakukan inovasi dalam Islam. Inovasi adalah praktik-praktik keagamaan yang tidak memiliki dasar dalam Islam, yang tidak didukung Nabi. Setiap kali seseorang jatuh dalam mempraktikkan inovasi, ia melepaskan sunnah.

 

 

Mengatasi tantangan di atas untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad adalah tugas berat. Seorang Muslim saat ini tidak hanya menjaga keyakinannya dari serangan modernisme dan fitnah (daya tarik duniawi), tetapi ia juga harus berusaha membuktikan, melalui tindakannya, bahwa Islam itu praktis dan mudah diterapkan di sepanjang waktu.

Dalam masyarakat yang semakin sekuler, agama telah dipisahkan dari politik dan pemerintahan, kemajuan sekarang identik dengan sekularisme dan kurangnya agama. Sedihnya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer masyarakat ini mendesak umat Islam modern untuk meninggalkan ajaran Islam berabad-abad yang lalu.

Namun, ajaran sunnahnya yang relevan bagi laki-laki tidak seharusnya diikuti oleh perempuan. Sebagai contoh, menumbuhkan jenggot dan sholat, setiap sholat secara teratur di masjid berlaku untuk pria daripada wanita. Oleh karena itu, wanita Muslim mencari contoh-contoh praktis dari dalam kehidupan Nabi, wanita yang mematuhi dan mempraktikkan Islam sesuai dengan ajarannya untuk mendapatkan panduan tentang bagaimana menerapkan sunnahnya dalam konteks modern saat ini.

Yang paling menonjol di antara para wanita mulia ini adalah istri dan putrinya, beberapa di antaranya memiliki keahlian yang signifikan dalam masalah hukum Islam. Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi perempuan Muslim di tingkat global, ketika mereka memilih untuk secara praktis menjalani sunnah sebagai cara hidup adalah asumsi mereka ditindas oleh laki-laki Muslim dan dipaksa menutupi diri mereka dengan pakaian sederhana dan fokus pada rumah mereka dan keluarga, bukannya karier.

Banyak wanita Muslim menaati Utusan Allah dan dengan rela mengadopsi cara hidup Islam. Namun, kesalahpahaman tentang perempuan dalam Islam, yang diklaim oleh beberapa perbedaan sah berdasarkan gender dalam hukum dan perintah Islam menyebar luas di media global, memunculkan stereotip dan propaganda yang tidak adil.

Saat ini, beberapa wanita Muslim telah mengukir pola untuk diri mereka sendiri, terutama di bidang dakwah melalui media komunikasi. Mereka adalah istri dan ibu, tetapi juga penulis, jurnalis, dokter, pengacara, dan guru. Mereka aktif dalam komunitas mereka dan dalam pelayanan Islam.

Jilbab mereka dan aspek-aspek lain dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam tidak menghalangi mereka dari pendidikan dan aktif sebagai anggota masyarakat. Untuk menerapkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari seseorang di zaman sekarang ini, tidak ada satu metodologi yang jelas. Sebaliknya, strategi luas yang, ketika diterapkan dalam jangka panjang, mengarah ke hasil yang pasti diantaranya,

1. Dapatkan pengetahuan tentang Islam

Dengan mempelajari tajwid, menguasai bahasa Arab, mempelajari tafsir Alquran dan mendengarkan ceramah-ceramah Islam oleh ustaz yang berkualifikasi, seorang Muslim dapat menjaga dirinya dengan teguh pada praktik Islamnya, termasuk Sunnah Nabi.

2. Pelajari sirah (kisah hidup Nabi Muhammad) dan hadits

Ini dapat dengan mudah dilakukan melalui membaca santai dan mendengarkan ceramah. Semakin banyak Anda tahu tentang Nabi, semakin mudah Anda mencintai dan menirunya.

3. Melaksanakan kewajiban agama

Tidak peduli betapa sulitnya itu, selalu ikuti kewajiban Islam terutama seperti sholat dan puasa. Mereka menjaga agar Muslim tetap beriman, dan terbukti menjadi batu loncatan untuk spiritualitas lebih lanjut.

4. Menjalin ukhuwah

Berusaha bergaul dengan Muslim yang taat dan keluarga mereka. Ini secara otomatis akan terus terikat dengan kegiatan sosial berbasis agama dan lingkaran di kalangan umat Islam yang benar dari umat.

Tantangan hari ini bukanlah apakah umat Islam dapat mempraktikkan Islam dan sunnah Nabi Muhammad secara efektif atau tidak. Tantangannya adalah mengatasi berbagai hambatan yang nyata, sosial dan berbasis prasangka yang dilemparkan berulang kali oleh masyarakat. Ini menantang kaum Muslim untuk membuktikan mereka dapat melanjutkan jalan yang mereka pilih tanpa terhalang. 

Sumber: https://aboutislam.net/shariah/refine-your-heart/tips-and-steps/how-can-muslim-women-live-the-sunnah-today/

 

 

 
Berita Terpopuler