Pemulihan Sektor Pariwisata Akan Lama Pada New Normal

Butuh waktu memulihkan kembali kepercayaan sektor hospitality dan penerbangan.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga mengunjungi obyek wisata Candi Banyunibo di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DIY (ilustrasi). Industri terkait hospitality diprediksi membutuhkan waktu lebih panjang untuk pulih.
Rep: Adinda Pryanka Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede memprediksi, industri terkait hospitality membutuhkan waktu lebih panjang untuk pulih dibandingkan industri lain pada masa new normal. Di antaranya pada sektor perhotelan dan penerbangan.

Baca Juga

Raden menyebutkan, dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang, pertumbuhan cepat pada sektor-sektor tersebut belum akan terlihat. "Butuh waktu untuk memulihkan kembali kepercayaan di sini (di sektor-sektor terkait)," ujar Raden dalam diskusi online Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kemarin.

Raden mencontohkan, sulit bagi industri penerbangan untuk terbang dengan penumpang penuh satu pesawat. Sebab, akan ada pembatasan jumlah penumpang dan pemberian jarak. Dampaknya, maskapai akan mengalami kesulitan dalam mencapai target penjualan tiket, sehingga berdampak pada penerimaan.

Selain kebijakan jaga jarak, Raden menambahkan, persyaratan penumpang untuk bepergian menggunakan maskapai pun tidak akan mudah. "Jadi, dugaan saya, khusus untuk industri pariwisata, hospitality, akan lebih panjang (masa pemulihannya)," kata dia.

Raden menyebutkan, industri terkait pertanian dan pertambangan yang tidak memiliki perbedaan signifikan dalam proses bekerjanya ketika penerapan new normal. Meski harus jaga jarak, mereka yang bekerja di dua sektor itu tetap dapat bekerja biasa.

Tapi, permasalahan terbesar pada sektor pertanian dan pertambangan adalah penerimaan yang menurun. Oleh karena itu, Raden memperkirakan, butuh waktu bagi sektor ini untuk kembali normal, tapi tidak selama industri terkait hospitality.

 

 
Berita Terpopuler