Petugas Medis Tangsel Terkendala APD

Tenaga medis Tangsel masih gunakan pakaian standar karena kosongnya ketersediaan APD.

Abdan Syakura
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD). Kelangkaan APD terjadi di sejumlah daerah, termasuk Tangsel.
Rep: Abdurrahman Rabbani Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya mengatasi penularan virus Corona di lingkungan pelayanan kesehatan. Salah satunya persoalan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang masih belum layak, Senin (23/3).

Hal tersebut disampaikan oleh ketua fraksi PSI DPRD Tangsel, Ferdiansyah, mengenai persoalan mendasar masih menghantui para pekerja medis di Puskesmas Pamulang. Sebab, hingga saat ini belum ada kepastian bagi penyediaan perlengkapan seperti Alat Pelindung Diri (APD), masker N95 maupun baju Hazmat.

“Personel yang akan terlibat belum dapat dikatakan siap, karena tidak adanya alat pelindung diri tersebut. Karena semua khawatir terhadap penyebaran virus Corona ini," katanya.

Lebih lanjut, dia mengaku sempat mengunjungi puskesmas Pamulang dan berkomunikasi dengan Kepala Puskesmas mengenai detail persiapan itu. Diketahui kebutuhan APD dan peralatan lainnya sangat mendesak untuk segera dipenuhi guna mendukung tugas pekerja medis.

"Jadi kita semua berharap, dapat segera diberikan peralatan dan perlengkapan yang memadai dalam penanganan virus ini. Jangan sampai kita membantu pasien Corona tapi kita juga terkena virus ini," ucapnya.

Dirinya pun meminta Pemkot Tangsel mengalokasikan anggaran bagi pengadaan peralatan tersebut. Karena hal ini merupakan kebutuhan mendesak dan harus segera dipenuhi demi layani masyarakat.

Kepala Bidang Humas dan Pengelolaan Informasi Diskominfo Tangsel Irfan Santoso mengatakan, APD yang digunakan para tenaga medis masih berupa pakaian standar karena kosongnya ketersediaan APD di distributor. "Mengenai APD tetap dipakai minimal standar karena keterbatasan pasokan dari pihak ketiga dikarenakan barang kosong," kata Irfan saat dikonfirmasi, Senin (23/3).

Dalam meminimalisir penyebaran virus Corona di pelayanan kesehatan, Pemkot Tangsel mengimbau masyarakat untuk mengatur jarak pada saat antre, khususnya di ruang tunggu.

"Demikian juga antara pasien dan pelaku pelayanan (kesehatan). Namun, kendalanya ada pada saat antre menunggu giliran diperiksa dan ambil obat," katanya.

Tercatat hingga 22 Maret 2020 sudah ada 117 orang dalam pemantauan (ODP), 61 pasien dalam pengawasan (PDP), enam terkonfirmasi (positif) dan empat meninggal dunia.



Baca Juga

 
Berita Terpopuler