Khawatir Corona, Warga Saudi Borong Masker

Orang yang seharusnya memakai makser adalah yang sakit dan yang merawat orang sakit.

AP Photo/Amr Nabil
Khawatir Corona, Warga Saudi Borong Masker. Foto ilustrasi.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Karena kekhawatiran penyebaran virus corona atau Covid-19, kini banyak apotek di Arab Saudi tak lagi memiliki persediaan masker. Warga Saudi memborong masker secara besar-besaran, meski memakai masker belum terbukti mencegah penyebaran virus tersebut.

"Saya ingin menyarankan semua mengikuti instruksi yang diberikan pihak berwenang tentang virus corona ini, untuk melindungi kita semua sampai virus benar-benar dinetralkan," ujar Bandar Al-Amri, konsultan penyakit menular di Jeddah Timur Rumah Sakit Umum, kepada Arab News, Selasa (17/3).

Memang benar banyak orang bergegas ke apotek untuk membeli masker wajah, meskipun itu bertentangan dengan apa yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan mengenai penggunaan masker wajah. Sebenarnya masker tersebut hanya untuk praktisi kesehatan di rumah sakit ketika memberikan perawatan medis kepada pasien yang terisolasi, pasien yang dikarantina di rumah, dan penyedia layanan kesehatan.

Baca Juga

Masker juga dapat menularkan infeksi jika tindakan pencegahan medis mengenai cara memakai, melepas, atau membuangnya tidak dilakukan dengan benar. Dia menambahkan hal yang sama juga berlaku untuk sarung tangan medis karena tidak ada bukti ilmiah memakainya di tempat umum dapat mencegah penularan mikroba, termasuk virus.

Seperti masker wajah, sarung tangan ini dapat menjadi sumber penyebaran mikroba yang berbahaya karena terpapar kontaminasi, dan kemudian mereka mentransfer mikroba langsung ke pemakainya ketika menyentuh hidung, mulut atau mata. Banyak orang juga tidak tahu cara memakainya dengan benar dan ke mana harus membuangnya dengan aman dan benar.

Al-Amri mendesak semua orang untuk secara ketat mematuhi instruksi dan arahan yang diterbitkan melalui saluran resmi, terutama Kementerian Kesehatan Saudi. Pembelian berlebihan oleh publik sudah berdampak negatif pada ketersediaan barang-barang seperti masker dan pembersih wajah. Nahdi Medical Co., apotek terkemuka di Saudi berkicau dalam akunnya.

“Karena tingginya permintaan dan peningkatan sterilisasi berbasis alkohol, yang pemasoknya kesulitan menyediakannya di tingkat lokal dan global, kami berupaya menyediakannya untuk Anda di cabang kami pada saat kedatangan mereka," cicit apotek tersebut di akunnya.

Apoteker Ahmed Mohammed mengatakan ketakutan virus itu telah menyebabkan orang membeli masker wajah dengan harapan dapat melindungi diri mereka sendiri. “Orang-orang mengalami situasi serius ini untuk pertama kalinya. Mereka takut virus corona dan itulah sebabnya mereka bergegas ke apotek membeli masker wajah sebanyak mungkin,” katanya.

Mohammed mengatakan keadaan panik tidak dapat dibenarkan, karena para ahli kesehatan telah meyakinkan masyarakat masker tidak perlu untuk mencegah penyebaran virus. “Seperti yang Anda lihat, saya tidak mengenakan masker di wajah saya meskipun saya menerima ratusan orang dengan kondisi kesehatan yang berbeda (di apotek saya) setiap hari. Sebenarnya Anda harus menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air. Saya juga menghindari kontak fisik apa pun, seperti berjabatan tangan,” kata Mohammed.

Dia mencatat berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Saudi, hanya dua jenis orang yang harus memakai masker wajah. Mereka adalah yang memiliki gejala penyakit, seperti batuk dan mereka yang merawat orang dengan kesulitan pernapasan.

“Sebagai seorang apoteker, saya tidak bertanya kepada pelanggan saya apa yang mereka inginkan dari masker itu, karena setiap orang memiliki alasannya sendiri. Namun, dengan wabah virus yang sedang berlangsung ini, jelas banyak orang masih memiliki kesalahpahaman tentang masker wajah. Selain masker, mereka juga meminta disinfektan, dan ini bagus karena pembersih tangan ini penting untuk menjaga diri dari virus,” katanya.

Guru sekolah Mansour Al-Shamrani, mengatakan dia ingin masker menjaga anak-anaknya tetap aman ketika berada di tempat yang ramai. “Produk seperti itu selalu tersedia di rumah saya. Meskipun harganya tinggi saat ini, saya lebih tertarik memiliki masker untuk anak-anak saya. Sejauh ini saya telah mencari masker di tiga apotek yang berbeda. Mereka semua mengatakan tidak memiliki masker," ujar dia.

Menurut WHO, orang dapat terjangkit Covid-19 dari orang lain yang memiliki virus. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang menyebar ketika seseorang dengan Covid-19 batuk atau bersin.

Tetesan ini mendarat pada benda dan permukaan yang dekat dengan media pembawa, dan orang lain kemudian memiliki virus corona dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Orang-orang juga dapat tertular virus corona jika mereka menghirup tetesan dari orang yang menderita corona virus yang batuk atau menghembuskan tetesan di dekat mereka. Inilah sebabnya mengapa menjaga setidaknya satu meter dari orang yang sakit, sangat penting untuk mencegah penyebaran virus.

Christine Francis, konsultan pencegahan dan pengendalian infeksi di WHO, mengatakan orang yang sehat hanya perlu memakai masker jika mereka merawat orang yang diduga terinfeksi virus corona. WHO hanya merekomendasikan penggunaan masker dalam kasus tertentu.

 
Berita Terpopuler