DPR Minta Ekonomi Kreatif Masyarakat Tegal Diperkuat

Jumat , 12 May 2017, 00:51 WIB
Peserta pameran ekonomi kreatif.
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran ekonomi kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih mendorong masyarakat di Kota Tegal, Jawa Tengah. Hal tersebut, kata Faqih agar menguatkan dan mengembangkan ekonomi kreatif. Menurut Faqih, saat ini, adalah era dimana pertumbuhan ekonomi tidak lagi berbasis pada sumber daya alam (SDA), melainkan kreativitas masyarakat.

“Sumber daya alam kita saat ini semakin menurun. Jumlahnya terbatas. Negara-negara maju ditopang bukan karena sumber daya alamnya, tapi karena sumber daya manusianya," katanya dalam siaran pers, Kamis (11/5).

Faqih mengatakan, masyarakat Tegal perlu menyadari ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita depan bukan lagi ditopang oleh SDA. "Melainkan kreativitas manusianya,” jelasnya.

Faqih juga mendorong agar masyarakat tidak melulu harus terjebak dengan persoalan modal dan aset dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif. Sebab, kata dia, inti utama dari ekonomi kreatif adalah kreatifitas, sumber daya manusianya.

"Jangan hanya berpikir soal modal dan aset. Karena kalau kita kreatif, modal dengan sendirinya akan datang,” katanya.

Faqih memberikan contoh, negara Jepang saat ini secara demografi lebih banyak didominasi oleh orang tua. Saat ini, kata dia, berdasarkan data yang didapat, jumlah warga Jepang yang berusia 65 tahun atau lebih meningkat dari 1,1 juta menjadi 33 juta. Faqih menjelaskan jumlah warga yang lanjut usia sekarang melebihi jumlah masyarakat jepang yang berusia 14 tahun atau lebih muda dengan perbandingan 2 : 1.

“Meskipun penduduk Jepang terkenal pintar dan disiplin, tetapi kreatifitas mereka berkurang karena yang dipakai orang-orang tua. Contohnya, produk Sony yang dulunya diasumsikan sebagai perusahaan besar, faktanya saat ini sudah tutup,” jelasnya.

Legislatif asal PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ini berkomitmen untuk tetap memfasilitasi warga di dapil-nya agar intensif bekerjasama dengan Bekraf dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif bagi masyarakat agar berdaya secara finansial.

“Di satu sisi penyerapan Bekraf di April 2016 baru 0,9 persen. Tidak sampai 1 persennya. Sekarang, dengan acara ini, harapannya bisa lebih terbuka. Sehingga, 16 sektor ekonomi kreatif yang dikelola oleh Bekraf dapat maju dan mendorong perekonomian daerah menjadi lebih baik,” ujarnya.