Sabtu 01 Jan 2022 15:15 WIB

Tafsir Santri Terhadap Semesta Intelijen

KH Asad Said Ali menulis buku tentang dunia Intelijen

KH Asad Said Ali menulis buku tentang dunia Intelijen. Buku Intelijen
Foto:

Oleh : Syaiful Arif, staf ahli MPR RI dan Penulis buku Islam, Pancasila dan Deradikalisasi (2016)

Selain pengusaha, Kiai Said bin Ali juga murid dari ulama Jawa ternama, yakni Kiai Mahfudz Termas, pengasuh Pesantren Termas, Pacitan, Jawa Timur. 

Dengan demikian, gen dan kultur santri memang telah imanen dalam diri beliau sejak di lingkaran keluarga. As’ad muda sendiri merupakan santri di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, asuhan KH Ali Maksum. 

As’ad nyantri di pesantren tersebut sembari kuliah di FISIPOL Universitas Gadjah Mada, mengambil jurusan Hubungan Internasional (HI). Jurusan inilah yang menjadi pintu masuk untuk memasuki dunia intelijen. 

Sebagaimana pengakuannya, ketertarikan dengan intelijen berawal dari kuliah umum yang disampaikan Wakil Kepala Bakin era Orde Baru, yakni Letjen. Ali Moertopo di UGM pada pertengahan 1970. 

As’ad muda terpesona dengan intelektualitas Ali Moertopo yang dengan fasih memaparkan soal “akselerasi pembangunan dan modernisasi 25 tahun Indonesia”.

Sejak saat itu, As’ad muda tertarik dengan dunia intelijen karena alasan intelektual. Niatnya semakin kokoh ketika tokoh muda NU saat itu, Subhan ZE juga mendorong As’ad untuk masuk intelijen. 

“Harus ada orang NU yang tahu intelijen,” demikian ungkap Subhan, sebagaimana diakui Kiai As’ad. Maka sejak 1975, As’ad muda bergabung dengan Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). (hlm. Ixxvii-Ixxviii)  

Yang menarik adalah dukungan dari Ayahanda Kiai As’ad, yakni Kiai Said, terhadap pengabdian putranya di intelijen. Menurut Kiai Said, tugas intelijen sebangun dengan tradisi ilmu hadist. 

Menurut Kiai Said, “Lho kok seperti ilmu hadits, selain materi hadist-nya (matan), juga ada perawi (penyampai info) dan sanad-nya (rangkaian sumber info). Jadi bidang kerja kamu itu mulia.” (hlm. Ixxxi). Hal ini diamini Kiai As’ad, bahwa di intelijen terdapat info A1 yang merupakan info paling akurat sebab bersumber pada “sanad” terpercaya, dengan “matan” informasi yang benar. 

 Kiai As’ad lalu mengibaratkan info A1 itu layaknya laporan burung Hud-hud kepada Nabi Sulaiman AS tentang Ratu Saba dan negaranya. Laporan Hud-hud berdasarkan penglihatan langsung di tempat kejadian sehingga bisa merasakan suasananya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement