Demonstrasi mahasiswa diikuti oleh kerusuhan di Jakarta. Mulai tanggal 13 Mei 1998 Jakarta membara. Pembakaran terjadi di mana-mana. Penjarahan melanda pusat-pusat perbelanjaan. Ada yang sampai dibakar habis sampai rata dengan tanah. Massa seperti marah entah pada siapa.
Aku sempat meliput lokasi kerusuhan di Klender, Jakarta Timur. Yogya Plaza, pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Timur saat itu, ludes dilalap api. Diperkirakan ada sekitar 400 orang yang terjebak dan terbakar di dalamnya.
Saat aku datang mal masih dipenuhi asap. Banyak warga berkumpul mencari saudaranya yang terjebak di dalam. Mereka bertangis-tangisan. Tak ada yang bisa masuk. Selain api masih menyala di beberapa titik, ada kekhawatiran mal akan ambruk.
Cerita pilu bermula saat mal itu dijarah massa. Ketika penjarahan terjadi, ada yang membakar mal. Akibatnya mereka yang berada di dalam terjebak, terinjak-injak dan tewas.
Tanggal 18 Mei mahasiswa berhasil menduduki Gedung MPR/DPR Senayan. Mereka bertahan hingga Soeharto menyatakan mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998. Dia digantikan wakilnya, BJ Habibie.
Jika mengenang peristiwa Mei 1998, salah satu yang kuingat adalah kegagalanku menembus Senayan karena gas air mata. Perih di mata bisa hilang, tapi sesal di dada tak pernah pergi.
Tips Meliput Aksi Demonstrasi:
- Pastikan kondisi tubuh prima
- Gunakan pakaian lapangan yang nyaman
- Bawa ID card, kalungkan di leher
- Siapkan makanan dan minuman
- Siapkan peralatan mengatasi gas air mata, seperti masker dan air mineral
- Jika kondisinya kurang aman, jangan mengeluarkan alat perekam ketika wawancara
- Waspada ketika mengambil foto dan video
- Tetap di pihak yang netral
- Jaga jarak aman dari kerumuman
- Jangan memaksakan diri masuk jika terjadi bentrokan
- Tetap tenang jika terjadi kerusuhan
- Usahakan melengkapi diri dengan asuransi.