Belum jauh melangkah, tiba-tiba terdengar suara seperti letusan. Sebuah benda berasap jatuh di depanku. Kira-kira 10 meter jaraknya. Asap itu membumbung ke atas dan dibawa angin ke arahku.
Beberapa detik kemudian asap sampai ke wajahku. Aku berusaha menutup mulut dan hidung dengan tangan. Tapi terlambat. Asap itu terlanjur terhirup.
Asap itu adalah gas air mata atau lacrimator. Gas air mata adalah semacam senjata kimia berupa gas yang biasa digunakan untuk melumpuhkan. Polisi paling sering memakainya untuk membubarkan demonstrasi. Bentuknya semprotan, bisa juga granat.
Gas ini terdiri dari senyawa padat aerosol atau senyawa cair yang diuapkan. Gas air mata mengakibatkan iritasi pada selaput lendir di mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Dampaknya langsung terasa. Hidungku terasa perih. Mata apalagi, rasanya nyeri. Air mata mengalir keluar begitu saja. Pandangan kabur. Dadaku juga terasa sesak. Baru kali ini aku merasakan gas air mata.