Selanjutnya aku bekerja seperti biasa, menjalani hari-hari sebagai reporter di Bekasi. Aku tetap produktif, bahkan tulisanku memenangkan lomba penulisan di Kabupaten Bekasi.
Tak lama kemudian aku mendapat informasi ada penerimaan reporter baru di Harian Republika. Segera saja aku mendaftar. Aku mengikuti semua prosesnya dan diterima sebagai reporter baru di Republika. Tak menunggu lama setelah masa kontrakku di BY habis, aku sudah bergabung di Republika.
Menjadi wartawan Republika tentu lebih menyenangkan. Republika adalah koran nasional. Saat itu gaji reporter Republika dua kali lipat dibandingkan BY.
Saat semua wartawan baru bertemu Pemred Republika Parni Hadi, beliau bertanya. “Siapa yang pernah jadi wartawan sebelumnya?” Aku mengangkat tangan.
“You dari mana sebelum di sini?” tanya Parni. ”Berita Yudha Pak,” jawabku.
Parni tersenyum dan mengangguk-angguk. “Bagus. You sudah diselamatkan di sini. Sebentar lagi BY akan tutup.”
Sebagai wartawan senior dan sekretaris jendral PWI tentu Parni sangat paham peta media massa. Perkataannya terbukti benar. Sekitar dua tahun kemudian Harian BY benar-benar tutup.
Hingga saat ini aku tak pernah berusaha mencari tahu apa alasan sebenarnya mengapa aku dulu dipecat. Tak perlulah. Toh belakangan aku bersyukur dengan pemecatan itu. Pemecatan yang membawa nikmat. Mengantarkan akau ke tempat yang lebih baik. Kalau tidak begitu, mungkin aku tak pernah bergabung dengan Republika.
Tips memilih perusahaan media sebagai tempat bekerja:
- Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan media yang akan dilamar
- Bertanya kepada wartawan yang bekerja di perusahan itu
- Pertimbangkan reputasi perusahaan
- Ketahui apakah perusahaan bergerak di bidang media, lebih bagi lagi jika sudah mempunyai sertifikasi media dari Dewan Pers
- Pertimbangkan apakah perusahaan menggaji wartawannya dengan layak
- Pertimbangkan apakah perusahaan memberi kesempatan untuk mengembangkan diri dengan berbagai kursus dan pelatihan atau melanjutkan sekolah
- Pastikan Anda menyukai perusahaan tersebut.