Selasa 29 Dec 2020 14:56 WIB
Cerita di Balik Berita

Tes Jadi Wartawan Republika: Terima Amplop Sampai Buta Warna

Untuk menjadi wartawan Republika harus menjalani berbagai tes.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Tes kesehatan dilaksanakan di Direktorat Kesehatan TNI AU Lakespra Saryanto, Jakarta Selatan pada Selasa 8 Oktober 1996. Tempat ini biasa digunakan untuk menguji kebugaran para pilot TNI AU. Jadi standarnya tinggi.

Lucunya, saat tes ada peserta yang tak mengenakan celana dalam. Rupanya dia dikerjai oleh calon reporter lainnya. Dia diberitahu tes kesehatan itu tak boleh pakai celana dalam. Dia percaya saja.

Pelajaran pertama menjadi wartawan sudah didapatkan: Jangan mudah percaya dengan informasi dari orang apalagi yang baru Anda kenal.

Yang mengagetkan, saat diperiksa di bagian mata, ternyata aku dinyatakan buta warna. Tentu saja aku kaget. Aku tak bisa menerima. Selama ini aku merasa mataku baik-baik saja.

photo

Jadwal wawancara calon reporter Republika. - (Dok Mahledi)

Aku berdebat dengan petugas kesehatan yang memeriksa, karena tak merasa buta warna. Tapi berberapa kali tes diulang, hasilnya tetap sama. Aku tak bisa membaca seluruh angka yang ditunjukkan petugas. Mataku ternyata agak lemah terhadap warna hijau.

Ya Allah, bagaimana ini? Aku jadi ingat pernyataan Yayan Sofyan soal buta warna. Apakah dia serius? Waduh, gawat kalau aku tak jadi lolos gara-gara buta warna. Sepulang dari tes kesehatan aku terus memikirkan soal itu.  

Besoknya, kami dikumpulkan di basemen Harian Republika lagi. Diumumkan bahwa semua yang ikut tes kesehatan lolos. Alhamdulillah. Buta warna ternyata tak dijadikan syarat menjadi wartawan. Lagian apa hubungannya wartawan dengan buta warna? Yayan Sofyan hanya bercanda ternyata.

Hari itu kami bertemu dengan pemimpin redaksi dan pemimpin umum Republika Parni Hadi (PH). Selama ini aku hanya tahu PH dari cerita dan baca tulisannya. PH bertubuh tinggi besar. Pria asal Madiun, Jawa Timur itu bicaranya tegas dan bersemangat.  

“Selamat datang di Republika. Jadikan ini seperti rumah you sendiri,” kata PH.

Kami pun resmi menjadi wartawan Republika dengan status calon reporter (carep). Tahapan untuk menjadi reporter Republika masih panjang. Bisa setahun lamanya sebelum akhirnya benar-benar lolos menjadi wartawan Republika.

Tips mempersiapan diri menjadi wartawan:

- Banyak membaca

- Belajar menulis, fotografi, dan video

- Bergabung dengan pers kampus atau mengikuti pelatihan-pelatihan jurnalistik

- Mempelajari cara kerja wartawan

- Menguasai bahasa asing

- Aktif dalam kegiatan mahasiswa

- Memastikan diri bahwa pilihan menjadi wartawan adalah keinginan sendiri.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement