Selasa 29 Dec 2020 14:56 WIB
Cerita di Balik Berita

Tes Jadi Wartawan Republika: Terima Amplop Sampai Buta Warna

Untuk menjadi wartawan Republika harus menjalani berbagai tes.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Ternyata setelah pengumuman itu prosesnya belum beres juga. Kami harus menjalani wawancara lanjutan dua hari kemudian. Wawancara dilakukan di gedung Harian Republika di Jalan Warung Buncit No 37, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Hari itu, Senin 7 Oktober 1996 adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di kantor Harian Republika. Gedungnya nyeni. Bentuknya lebih mirip rumah dibandingkan gedung perkantoran. Tidak ada lift. Untuk naik lantai demi lantai sampai ke lantai 4 harus melewati tangga yang bentuknya meliuk-liuk.

photo
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melakukan penyemprotan disinfektan ke kantor salah satu media cetak dan elektronik, Harian Umum (HU) REPUBLIKA, di Warung Buncit No 37, Jakarta Selatan, Jumat (3/4). - (istimewa)

Kami calon reporter baru dikumpulkan ruangan basemen. Diberikan penjelasan tentang proses rekrutmen selanjutnya. Yang memberi penjelasan Yayan Sofyan, manajer SDM.

Pelajaran pertama menjadi wartawan sudah didapatkan: Jangan mudah percaya dengan informasi dari orang apalagi yang baru Anda kenal.

Yayan mengatakan, walaupun sudah diumumkan lolos, kami harus menjalani tes terakhir,  kesehatan. Pria yang berkepala plontos dan ramah itu menambahkan tes kesehatan itu hanya formalitas. Semua lolos, kecuali yang memang punya sakit berat.

“Atau misalnya ada yang buta warna,” katanya sambil tertawa.

Kami semua pun tertawa.

“Apakah kalau buta warna tidak diterima? Karena saya buta warna,” tanya seorang calon repoter.

Tak ada jawaban dari Yayan. Ruangan menjadi hening seketika.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement