MPR RI: Tekan Lonjakan Warga Miskin Akibat Pandemi

Warga miskin telah meningkat lebih dari 1,6 juta orang menjadi 26,42 juta orang

istimewa
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah untuk terus berupaya meminimalisir lonjakan jumlah warga miskin yang muncul akibat pandemi Covid-19.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah untuk terus berupaya meminimalisir lonjakan jumlah warga miskin yang muncul akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data kemiskinan per Maret 2020 yang merupakan awal pandemi Covid-19, warga miskin telah meningkat lebih dari 1,6 juta orang menjadi 26,42 juta orang atau 9,78 persen. Jumlah ini berpotensi meningkat menjadi 11,5 persen pada akhir tahun 2020.

Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tekanan ekonomi, seperti memperkuat program bantuan sosial (bansos) yang telah dilakukan selama ini, seperti program keluarga harapan (PKH), program sembako, hingga program jaminan kesehatan nasional.

"Kami mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah harus meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam upaya penanganan Covid-19 dan tekanan ekonomi, dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang mampu mendongkrak perekonomian nasional, mengingat apabila upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi tidak maksimal maka kondisi perekonomian Indonesia berpotensi kembali ke kondisi tahun 2011," kata Bambang dalam pernyataan resminya, Rabu (2/9).

Ketua MPR RI juga mendorong pemerintah memperluas berbagai program, baik melalui penambahan program baru, seperti bantuan langsung tunai dana desa ataupun bantuan tagihan listrik serta pemerintah juga harus memperluas cakupan penerima bantuan dari yang sebelumnya 25 persen rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi terbawah menjadi 40 persen terbawah.

Selain itu, MPR RI mendorong pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan pangan untuk mengurangi angka kemiskinan, sebab tingkat kemiskinan berpotensi naik jika ketahanan pangan tidak ditingkatkan. 

 
Berita Terpopuler