Sebelum Borong Ekskavator, Haji Isam Dikenal Sudah Jadi Sultan dengan Jet Pribadi

Haji Isam dikenal publik sebagai sosok sultan.

dok pribadi
Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhidin bersama Hasnuryadi Sulaiman saat bersilaturahim dengan Haji Isam, Selasa (23/4/2024).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam baru saja mencetak rekor setelah perusahaannya Jhonlin Group, membeli 2.000 unit ekskavator dari produsen alat berat Cina, Sany Group. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tersebut dilakukan oleh Haji Isam di Shanghai, China, pada Rabu (26/6/2024)

Baca Juga

Jumlah pemesanan tersebut menjadi rekor terbesar di dunia untuk sebuah pemesanan ekskavator. Ribuan ekskavator itu akan digunakan untuk mendukung proyek pertanian di Indonesia. Pasalnya, Jhonlin Group akan terus mengembangkan proyek pertanian yang dikembangkan pemerintah Indonesia.

Sebelum memborong ekskavator, nama Haji Isam telah dikenal publik sebagai sosok "sultan" dengan penampilan yang sederhana di berbagai kesempatan. Salah satu akun media sosial X (sebelumnya disebut Twitter) membagikan momen lama Haji Isam saat membeli jet bisnis di Inggris. 

"Dikenal sebagai pengusaha kaya-raya, namun penampilan Haji Isam tetap membumi dan tampil sederhana. Haji Isam mendadak menjadi sorotan setelah ia membeli jet ke Inggris dengan hanya mengenakan kaus oblong," tulis akun @kegblgnunfaedh, Selasa (27/2/2024).

Siapa sebenarnya sosok Haji Isam? Pria tersebut merupakan pengusaha yang berasal dari Batulicin, Kalimantan Selatan. Pada akun Instagram-nya, Haji Isam mencantumkan keterangan sebagai pemilik Johnlin Group.

Johnlin Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, perkebunan, kesehatan, dan pendidikan. Adapun momen pembelian pesawat jet di mana Haji Isam hanya mengenakan kaus oblong diungkap juga tercantum kabarnya di situs resmi Boeing.

Pada momen bertanggal 7 Juli 2018 itu, Haji Isam hadir sebagai chairman dari Seacons Trading Ltd, perusahaan yang disebut terafiliasi dengan Johnlin Group. Boeing mengumumkan bahwa Seacons Trading Ltd telah memesan Boeing Business Jet MAX 7, pesawat baru yang merupakan keluarga BBJ MAX.

Haji Isam hadir di acara Farnborough International Airshow 2018 itu bersama CEO Seacons Trading Ltd, Dudy Purwagandhi. Seperti Haji Isam, Dudy pun berpenampilan kasual dan santai, berbeda dengan penampilan perwakilan Boeing yang hadir dalam setelan jas formal.

Disampaikan bahwa Seacons Trading Ltd sudah mengoperasikan BBJ NG serta G550. Perusahaan memilih BBJ Max 7 karena menawarkan lebih banyak ruang dan jangkauan yang lebih luas. BBJ MAX 7 juga dinilai memiliki fitur dan kemampuan yang memenuhi kebutuhan penerbangan internasional jarak jauh.

Foto dokumentasi Boeing memperlihatkan Haji Isam (tengah) saat membeli bisnis di Inggris. - (Dok boeing.mediaroom.com)

Pesawat juga menawarkan kenyamanan penumpang terbaik di kelasnya. BBJ MAX 7 pun memiliki pemakaian bahan bakar efisien, yakni 14 persen lebih baik berkat mesin canggih dan peningkatan aerodinamis. Model ini juga dilengkapi tampilan dek penerbangan bergaya 787 dan beberapa sistem baru yang canggih.

Walau Haji Isam dan Seacons Trading Ltd memesan pesawat pada 2018, namun dikabarkan bahwa pesawat itu tiba pada 2019. Pada tahun 2019, harga Business Jet MAX 7 sebesar 88,7 juta dolar AS atau saat itu setara dengan Rp 1,24 triliun.

Perwakilan The Boeing Company menyebut BBJ MAX 7 sangat cocok untuk pasar jet pribadi yang menuntut dengan kemampuan jangkauan yang unggul, efisiensi bahan bakar, dan ruang kabin yang lebih besar. Pelanggan dari seluruh dunia disebut telah memesan puluhan pesawat BBJ MAX, termasuk model BBJ MAX 7, BBJ MAX 8, dan BBJ MAX 9. 

Keluarga BBJ MAX diklaim mampu terbang sejauh 7.000 mil laut (12.964 km) dan dilengkapi ketinggian kabin yang lebih rendah dan tangga udara terintegrasi. Selain itu, interior pesawat dipersonalisasi untuk menyesuaikan preferensi dan kebutuhan apa pun.

Dapat kredit setengah triliun.. 

Haji Isam juga sempat mendapatkan fasilitas kredit investasi dari salah satu bank pelat merah nasional.  Emiten perkebunan sawit miliknya, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) telah sepakat membuat perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Perjanjian kredit tersebut berupa kredit investasi, dengan nilai Rp500 miliar. Dikutip dari keterbukaan informasi, perjanjian kredit investasi tersebut dilakukan pada Senin (18/12/2023).

"Hari Senin, 18 Desember 2023, telah diadakan perjanjian kredit investasi antara Bank Mandiri dengan Jhonlin Agro Raya. Perjanjian kredit investasi tersebut dengan nilai Rp500 miliar," kata Direktur Keuangan JARR, Temmy Iskandar dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (18/12/2023).

Temmy mengatakan, tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik dengan adanya perjanjian kredit investasi tersebut. 

Sebelumnya, berdasarkan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) JARR yang digelar pada Jumat (24/11/2023), pemegang saham mayoritas setuju dengan rencana merger JARR dan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL).

Dengan adanya merger tersebut, membuat aset JARR bertambah, birokrasi pun akan lebih pendek, sehingga biaya lebih terkendali dan murah. Selain itu, manajemen JARR menyatakan merger kedua perusahaan akan mendorong adanya integrasi dan optimalisasi yang lebih baik dari rantai pasok.

Diketahui, JARR menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) di tahun 2023 sebesar 50 ribu ton, di mana per kuartal III-2023, target tersebut sudah tercapai 100 persen. Sementara, JAL menargetkan produksi TBS sebesar 150 ribu ton tahun ini. Per Oktober 2023, JAL sudah memproduksi TBS sebanyak 156 ribu ton. Sebelum merger, JARR menargetkan produksi TBS di tahun 2024 sebesar 70 ribu ton. Setelah merger dengan JAL, JARR menargetkan produksi TBS menjadi 249 ribu ton di tahun 2024.

 
Berita Terpopuler