Habib Bahar, Rhoma Irama, dan Ketegasan Rasulullah Bagi Pelanggar Hukum

Habib Bahar mengecam pernyataan Rhoma Irama soal ceramah salah seorang habib.

ANTARA/Raisan Al Farisi
Habib Bahar mengecam pernyataan Rhoma Irama soal ceramah salah seorang habib. Foto: Habib Bahar saat mencium bendera Merah Putih.
Rep: Erik PP / Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor Habib Bahar bin Smith mengecam Rhoma Irama yang menceritakan pengalamannya ceramah bersama seorang habib. Di mana, menurut Rhoma Irama, habib itu menyampaikan tidak mengapa ada habib yang maksiat karena kemuliaan nasab atau keturunannya yang bersambung ke Rasulullah.

Baca Juga

Terkait hal itu, Habib Bahar meminta Rhoma Irama untuk tidak membuat fitnah. Saat berbicara di depan masyarakat, Habib Bahar mengajak para jamaahnya untuk tidak percaya dengan pernyataan Rhoma Irama.

Dia pun bertanya balik ke Rhoma Irama, siapa habib yang mengajarkan berbuat dosa dalam Islam masuk surga.

"Makanya saya tanya, siapa habibnya? Di mana, kapan dia ngomong?" kata Habib Bahar dengan nada tinggi di depan jamaah dalam video yang dikutip Republika, Rabu (19/6/2024).

 "Kalau memang ada habib yang ngomong begitu, saya yang bantai dia di depan Rhoma Irama, saudara-sudara Makanya Rhoma Irama jangan asal fitnah, jaga kau punya mulut jaga kau punya bacot," ujar Bahar.

Dia menegaskan, semua habib, meskipun keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, jika berbuat dosa maka tidak perlu diikuti. Pun jika ada habib mengajak kemaksiatan maka sudah pasti masuk neraka.

Terlepas dari pernyataan Habib Bahar dan Rhoma Irama tersebut, bagaimana sebenarnya Islam memperlakukan pelanggar hukum?

 

Dalam hal ini, kisah Rasulullah SAW dalam menegakkan keadilan patut diteladani oleh umat Islam, khususnya yang menjadi penegak hukum di negeri ini. Karena, bagi Rasulullah, keadilan tidak pernah pandang bulu.

Seperti dikisahkan dalam buku “ 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW”. Dikutip dari riwayat Aisyah RA dijelaskan sebagai berikut:

عن عائشة رضي الله عنها:  أن قريشا أهمهم شأن المخزومية التي سرقت ، فقالوا : من يكلم فيها رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ فقالوا : ومن يجترئ عليه إلا أسامة بن زيد حب رسول الله صلى الله عليه وسلم فكلمه أسامة ، فقال : أتشفع في حد من حدود الله ؟ ثم قام فاختطب ، فقال : إنما أهلك الذين من قبلكم أنهم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه ، وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليه الحد ، وايم الله : لو أن فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها

Ada seorang wanita yang telah mencuri. Dia berasal dari keluarga  terhormat dan disegani dari Bani Makhzum.

Karena perbuatannya, ia pun harus dihukum sesuai dengan aturan yang diterapkan saat itu, yaitu dengan dipotong tangannya. Namun, kaum dan keluarga wanita itu merasa keberatan. Karena itu, mereka melakukan berbagai upaya untuk memaafkan wanita itu dan membatalkan hukuman potong tangan.

Akhirnya, mereka menemui Usamah bin Zain, seorang sahabat yang dekat dan dicintai Rasulullah. Mereka memohon kepada Usamah untuk menghadap Rasulullah dan menyampaikan maksud mereka.

Setelah itu, Usamah kemudian beranjak pergi menemui Rasulullah dan menyampaikan keinginan keluarga wanita yang melakukan pencurian itu. Setelah mendengarakan permintaan itu, Rasulullah pun terlihat marah, lalu berkata, “Apakah kau meminta keringanan atas hukum yang ditetapkan Allah?”

Kemudian, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan kaum muslimin hingga sampai pada sabdanya:

“Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat dan mulia di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Sebaliknya jika orang rendahan yang mencuri, mereka tegakkan hukuman terhadapnya. Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya!”.

Tidak ada yang berubah pada ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Wanita dari keluarga yang terhormat itu tetap harus menjalani hukuman potong tangan. Aisyah Ra menuturkan, “Wanita itu kemudian bertobat , memperbagus tobatnya, dan menikah. Ia pernah datang dan menyampaikan hajatnya kepada Rasulullah.”

 

 
Berita Terpopuler