Anak-Anak yang Buat Video Parodi Tentang Palestina Minta Maaf, Dihukum Seminggu Lapor BK

Anak-anak berstatus pelajar SMP itu akan dibina oleh sekolah masing-masing.

Dok SMPN 216 Jakarta
SMPN 216 Jakarta
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta meminta maaf atas video viral sejumlah anak yang mengolok-olok Palestina, Rabu (12/6/2024). Anak-anak yang masih berstatus pelajar SMP itu akan diberikan pembinaan oleh sekolahnya masing-masing. 

Baca Juga

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian, Kementerian Agama, KPAI, Kesbangpol, Dinas PPAPP, dan pihak sekolah terkait. Dari koordinasi itu, Disdik mengambil sikap untuk meminta maaf sebesar-besarnya atas nama orang tua siswa dan siswa terkait video yang viral dan menyinggung masyarakat Indonesia.

"Oleh karenanya kami atas nama orang tua dan siswa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata dia saat konferensi pers di Kantor Disdik Provinsi DKI Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Atas tindakan tersebut, pihaknya akan mengambil beberapa langkah terkait adanya video itu. Salah satunya, para siswa akan diminta wajib lapor ke sekolah selama satu minggu kepada guru BK. 

"Selama satu minggu itu, kami akan melakukan pembinaan siswa-siswa tersebut," ujar Budi.

 

 

Mengapa Serangan ke Rafah Mematikan? - (Republika)

Ia menambahkan, Disdik juga telah berkoordinasi dengan Dinas (PPAPP), Kanwil Kemenkumham, kepolisian dan Kesbangpol, untuk melakukan pembinaan kepada anak-anak tersebut. Pembinaan akan dilakukan di sekolah mereka masing-masing selama satu minggu.

"Kami juga akan melakukan pembinaan kepada seluruh sekolah yang terlibat dan kepada orang tua dan juga seluruh siswanya," kata Budi.

Ia menjelaskan, pembinaan itu akan melibatkan aparat kepolisian, Kesbangpol, Kanwil Kemenkumham, dan juga Kementerian Agama. Para pihak itu akan menyampaikan nilai-nilai pengembangan karakter dan juga kebangsaan kepada para siswa dan juga guru.

"Serta juga orang tua agar tentunya pembinaan kebangsaan ini melekat kepada diri kita sehingga toleransi kerukunan persatuan dan kesatuan itu terjalin di sekolah," ujar dia.

Sebelumnya, beredar video sebanyak lima anak yang membuat video parodi tentang Palestina melakukan permintaan maaf di akun Youtube, pada Rabu pagi. Namun, saat ini video tersebut sudah tak bisa diakses.

Diketahui, anak-anak itu membuat video yang mengolok-olok Palestina saat sedang makan di restoran cepat saji pada Ahad (9/6/2024). Video itu pertama kali diunggah melalui fitur stories Instagram akun @chirenggs. Namun, video itu kembali diunggah di medsos sosial X dan menjadi viral karena lelucon mereka dinilai tak berempati terhadap Palestina.  

 

Sebelumnya, jagat dunia maya dihebohkan dengan video sejumlah anak perempuan yang membuat konten lelucon soal Palestina. Pasalnya, anak-anak dalam video itu mengucapkan lelucon yang tak pantas tentang korban genosida di Palestina saat sedang makan di restoran cepat saji.

Pihak SMPN 216 Jakarta ikut terseret dalam polemik akibat viralnya video itu. Pihak sekolah pun telah memberikan klarifikasi terkait video yang beredar di tengah masyarakat. Adapun klarifikasi pihak sekolah adalah:

1. Kejadian tersebut terjadi di luar jam sekolah pada hari Ahad siang, 9 Juni 2024, setelah mereka pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.

2. Empat orang yang berada dalam video tersebut bukanlah peserta didik SMPN 216 Jakarta.

3. Yang memvideokan dan mem-posting serta pemilik akun Instastory tersebut merupakan salah satu peserta didik kelas 9 SMPN 216 Jakarta, yang juga teman dari mereka.

4. Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut.

5. Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakukan. 

6. ⁠Kami pihak sekolah selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi sikap toleransi.

 

 
Berita Terpopuler