Ini 6 Poin Klarifikasi SMPN 216 Terkait Video Viral Berisi Candaan 'Darah Anak Palestina'

Anak-anak di video itu mengucap lelucon tak pantas tentang korban genosida Palestina.

Dok SMPN 216 Jakarta
SMPN 216 Jakarta
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagat dunia maya dihebohkan dengan video sejumlah anak perempuan yang membuat konten lelucon soal Palestina. Pasalnya, anak-anak dalam video itu mengucapkan lelucon yang tak pantas tentang korban genosida di Palestina saat sedang makan di restoran cepat saji.

Baca Juga

Pihak SMPN 216 Jakarta ikut terseret dalam polemik akibat viralnya video itu. Pihak sekolah pun telah memberikan klarifikasi terkait video yang beredar di tengah masyarakat. Adapun klarifikasi pihak sekolah adalah:

 

1. Kejadian tersebut terjadi di luar jam sekolah pada hari Ahad siang, 9 Juni 2024, setelah mereka pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.

2. Empat orang yang berada dalam video tersebut bukanlah peserta didik SMPN 216 Jakarta.

3. Yang memvideokan dan mem-posting serta pemilik akun Instastory tersebut merupakan salah satu peserta didik kelas 9 SMPN 216 Jakarta, yang juga teman dari mereka.

4. Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut. 

5. Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakukan. 

6. ⁠Kami pihak sekolah selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi sikap toleransi.

 

-----------------------------------------------------------------------

UPDATE: Berita ini diperbarui oleh tim redaksi Republika pada Rabu (12/6/2024) pukul 17.05 WIB dengan menambahkan keterangan dari pihak Disdik DKI Jakarta mengenai permintaan maaf dan sanksi untuk siswi-siswi yang terlibat di konten video viral soal Palestina.

 

 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengaku sudah menerima informasi terkait video viral itu. Video itu direkam dan diunggah salah satu siswa SMPN 216 Jakarta, namun, empat orang anak lainnya yang ada di dalam video itu bukan siswa SMPN 216 Jakarta.

"Kami sudah menanyakan ke sekolah terkait hal tersebut," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (11/6/2024).

Menurut dia, pihak sekolah telah memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Disdik Provinsi DKI Jakarta juga mengecam perilaku dalam video itu.

"Kami mengecam perilaku tersebut dalam video dan sudah memanggil yang bersangkutan dan keluarganya untuk minta maaf," kata Budi.

Ia menjelaskan, video itu bukan dibuat di lingkungan sekolah. Selain itu, video tersebut juga dibuat saat hari libur sekolah.

Kendati demikian, pihaknya akan kembali meningkatkan penanaman dan pembinaan karakter siswa di sekolah. "Kami akan menanamkan dan pembinaan penguatan karakter siswa kepada seluruh sekolah," ujar dia.

 

 

Pada Rabu (12/6/2024), Disdik Provinsi DKI Jakarta meminta maaf atas video viral sejumlah anak yang mengolok-olok Palestina, Rabu (12/6/2024). Anak-anak yang masih berstatus pelajar SMP itu akan diberikan pembinaan oleh sekolahnya masing-masing. 

Budi Awaluddin mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian, Kementerian Agama, KPAI, Kesbangpol, Dinas PPAPP, dan pihak sekolah terkait. Dari koordinasi itu, Disdik mengambil sikap untuk meminta maaf sebesar-besarnya atas nama orang tua siswa dan siswa terkait video yang viral dan menyinggung masyarakat Indonesia.

"Oleh karenanya kami atas nama orang tua dan siswa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata dia saat konferensi pers di Kantor Disdik Provinsi DKI Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Atas tindakan tersebut, pihaknya akan mengambil beberapa langkah terkait adanya video itu. Salah satunya, para siswa akan diminta wajib lapor ke sekolah selama satu minggu kepada guru BK. 

 

"Selama satu minggu itu, kami akan melakukan pembinaan siswa-siswa tersebut," ujar Budi.

Ia menambahkan, Disdik juga telah berkoordinasi dengan Dinas (PPAPP), Kanwil Kemenkumham, kepolisian dan Kesbangpol, untuk melakukan pembinaan kepada anak-anak tersebut. Pembinaan akan dilakukan di sekolah mereka masing-masing selama satu minggu.

"Kami juga akan melakukan pembinaan kepada seluruh sekolah yang terlibat dan kepada orang tua dan juga seluruh siswanya," kata Budi.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler