PBB: 56 Persen dari Korban Perang di Gaza Merupakan Perempuan dan Anak - Anak

Israel terus menyerang Gaza.

DPR
Tentara Israel dengan persenjataan berat berada dekat perbatasan Gaza (ilustrasi)
Rep: Mgrol150 Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PBB mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan 56 persen dari ribuan orang yang tewas dalam perang Gaza, di tengah kontroversi mengenai jumlah korban berdasarkan angka dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Baca Juga

PBB sedang mengkaji rincian baru mengenai jumlah korban tewas di Gaza, setelah Israel mengecam badan dunia tersebut karena dianggap meniru pesan propaganda Hamas.

“Siapa pun yang mengandalkan data palsu dari organisasi teroris untuk mempromosikan pencemaran nama baik terhadap Israel adalah antisemit dan mendukung terorisme,” kata Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel di X, dilansir dari GulfNews, Kamis (16/05/2024).

Karena kurangnya akses, PBB mengalami kesulitan untuk menelusuri dan menghitung orang – orang yang menjadi korban sejak awal perang Gaza yang dimulai pada 7 Oktober lalu, sehingga mengandalkan data jumlah korban tewas yang disediakan oleh kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Hal tersebut menuai kritik dari Israel, namun PBB mengatakan bahwa jumlah korban yang dilaporkan kementerian sebelum perang dianggap dapat diandalkan dan mereka akan berusaha untuk memverifikasi angka tersebut bila kondisinya memungkinkan. Kementerian tersebut mengatakan bahwa setidaknya 35.173 orang telah tewas di wilayah tersebut akibat operasi militer Israel sejak perang bergejolak.

Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel dan mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang yang sebagian besar warga sipil, menurut angka resmi Israel. Pihak berwenang Gaza secara konsisten mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan mayoritas dari mereka yang terbunuh di wilayah Palestina.

Namun, rincian terbaru yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan dan diterbitkan oleh PBB minggu lalu tampaknya menimbulkan keraguan terhadap pernyataan tersebut. Kementerian tersebut mengatakan bahwa pada tanggal 30 April lalu, pihaknya telah mengidentifikasi secara lengkap hampir 25.000 orang yang tewas dan elemen identifikasi lainnya, orang yang hilang hampir 10.000 orang dari jumlah yang telah meninggal. 

 
Berita Terpopuler