Update BNPB: 37 Korban Meninggal Akibat Bencana Banjir Bandang di Sumbar

Jumlah korban meninggal terbanyak akibat banjir bandang dari Kabupaten Agam.

EPA-EFE/GIVO ALPUTRA
Petugas menyelamatkan warga yang terdampak banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). menyatakan, 28 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan aliran lahar dingin dari gunung Marapi yang melanda sejumlah desa di Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kini terus memantau bencana banjir bandang yang melanda wilayah Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu (11/5/2024) malam. Kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi.

Baca Juga

BNPB mendapat laporan empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman. "Hingga Minggu (12/5/2024) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers pada Senin (13/5/2024). 

BNPB menyebut sebanyak 35 jenazah berhasil diidentifikasi dengan rincian di Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar sembilan orang, Kabupaten Padang Panjang dua orang, Kabupaten Padang Pariaman tujuh orang. Dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi. 

"Adapun perubahan jumlah korban disebabkan dinamika laporan dari masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan catatan korban ditemukan, dan yang masih dalam pencarian oleh Basarnas dan TNI-POLRI," ujar Abdul.

Abdul menyampaikan untuk sementara upaya pencarian dan pertolongan dihentikan pada Ahad malam. Hal ini mengingat kondisi malam hari di lokasi terdampak yang kurang penerangan dan adanya peringatan akan peningkatan getaran hujan di wilayah hulu. 

Hingga Ahad (12/5/2024) malam, jumlah orang yang dilaporkan hilang sebanyak 17 orang. Sebanyak 14 orang hilang dari Kabupaten Tanah Datar dan tiga lainnya dari Kabupaten Agam. 

"Upaya pencarian dan pertolongan akan dilanjutkan kembali pada hari ini (13/5/2024)," ujar Abdul. 

Sementara itu, Pos Pengamatan Gunung Marapi mencatat peningkatan getaran hujan di Stasiun Batu Palano sejak Ahad pukul 20.35 WIB. BNPB mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi agar selalu waspada akan potensi risiko bahaya susulan. 

"Warga diharap melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman," ujar Abdul. 

In Picture: Korban Banjir Bandang Agam Mengungsi di Bangunan Sekolah

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang menjadi pemicu utama banjir bandang bercampur lahar gunung yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumbar. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Padang Panjang, Sumbar, Ahad, mengatakan berdasarkan analisa per tanggal 8 Mei 2024 sudah ditemukan potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras dapat mengguyur wilayah Sumatera Barat.

“Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada fenomena Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan dan belokan angin lokal,” ujarnya.

Merespons hal itu maka, ia menyebutkan, tim Meteorologi BMKG pada hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti banjir, longsor dan seterusnya di Sumatera Barat. Dalam peringatan dini tersebut BMKG meminta masyarakat di Sumbar, khususnya di daerah rawan bencana seperti pesisir, pegunungan, perbukitan waspada cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.

“Dari rentetan ini puncaknya terjadi kemarin (Sabtu, 11/5/2024) hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga banjir bandang diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang,” kata Dwikorita.

Terkait lahar gunung, ia pun menjelaskan, material tersebut berasal dari sisa erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian puncaknya. Lahar dingin kemudian terbawa air hingga turut melanda tiga kabupaten/kota tersebut yang berada di sekitarnya.

“Jadi bukan saat itu Gunung Marapi erupsi tapi karena memang hujannya sangat deras, yang bahkan masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2024 atau setidaknya dalam tiga hari ke depan,” imbuhnya.

 

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono juga mengungkapkan, rentetan getaran gempa satu bulan terakhir di Sumbar kian memperbesar tingkat kerawanan daerah itu dilanda bencana tanah longsor. Daryono menjelaskan satu bulan terakhir periode April – Mei aktivitas gempa kerak dangkal-sesar aktif (shallow crustal earthquake) terpantau sangat aktif di Sumbar. BMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.

“Walau kecil jadi penting untuk diwaspadai dampak ikutan gempa ini, tanah longsor, runtuhan batuan, dan banjir bandang jika longsoran menyumbat daerah aliran sungai,” kata Daryono, Senin (13/5/2024).

Ia menyebutkan kerawanan dampak bencana tersebut juga menyasar wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Kota Padang Panjang di Sumbar yang mengalami tingkat aktivitas kegempaan cukup tinggi dan memiliki curah hujan tinggi pula dalam periode yang sama. Informasi yang diterima BMKG, Stasiun Iklim Sicincin Sumbar melaporkan Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang dilanda curah hujan 74,9 mm/hari, artinya termasuk kategori lebat.

Kondisi ini berlangsung sejak 8 Mei dan memicu terjadi banjir bandang atau galado yang menewaskan puluhan warga, pada 11 Mei 2024 malam. Dalam informasi itu juga dilaporkan timbul tanah longsor beberapa jam setelah sebelumnya terjadi banjir bandang dan juga terdampak getaran di wilayah bertopografi dataran tinggi perbukitan atau berada di sisi utara dan timur dari Gunung Marapi tersebut.

Menurut dia, meski belum ada laporan korban, tanah longsor susulan tersebut memutus akses jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas, seperti di wilayah Malalak, Kabupaten Agam (jalan penghubung Padang-Bukit Tinggi), Sitinjau Lauik, Kabupaten Tanah Datar (jalur penghubung Padang – Solok), Jalan Lembah Anai (jalur penghubung Bukit Tinggi-Padang), dan Kelok Sembilan.

“Kami menyampaikan supaya masyarakat Sumatera Barat tetap waspada, karena dampak ikutan gempa ditambah hujan intensitas deras hingga beberapa waktu ke depan juga memungkinkan titik longsor ini tidak tunggal, biasanya terjadi di banyak tempat,” ujarnya.

10 kebiasaan siaga bencana - (Republika)

 
Berita Terpopuler