Ingin Memperoleh Harta Kekayaan Berlimpah? Ini Salah Satu Doa yang Dianjurkan

Jangan takut, Allah menjamin rezeki setiap makhluk.

Republika/Prayogi
Ilustrasi.
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikhtiar dalam mencari rezeki harus senantiasa diupayakan setiap insan. Agar rezeki yang dicari itu berkah dan diharapkan yang mencarinya menjadi kaya raya, maka iringilah segala upaya dengan doa.

Dalam buku Doa Harian terbitan Pondok Pesantren Darul Hikmah Surabaya disebutkan sejumlah bacaan doa harian. Salah satunya adalah doa memohon kekayaan harta yang berlimpah serta hati yang tentram.

Baca Juga

Doa Mohon Kekayaan Berlimpah

"Allahumma inni as-alukal huda wattuqa wal afaf wal ghina." Yang artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesehatan, dan kekayaan."

Anjuran Berdoa Bagi Umat Islam

Mengenai anjuran dan juga keutamaan membaca doa-doa harian, yakni sesungguhnya dengan berdoa, Allah dapat menghapuskan kesulitan, memberikan kemudahan, dan meluaskan hati orang-orang yang beriman.

Tak hanya itu, doa juga merupakan ibadah sebagaimana yang pernah disampaikan Rasulullah. Nabi bersabda, "Addu'a huwal ibadah." Yang artinya, "Doa itu adalah ibadah."

Bahkan Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al Ghafir ayat 60, "Wa qoola Rabbukumud 'uuniii astajib lakum; innal laziina yastakbiruuna an 'ibaadatii sa yadkhuluuna jahannama daakhiriin."

Yang artinya, "Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."

Selain itu, keutamaan lainnya dari membaca doa adalah sebagaimana yang disampaikan Rasulullah, "Laisa syaiun akrama alallahi ta'ala minaddu'a." Yang artinya, "Tiada yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa."

Allah menjamin rezeki...

Jangan takut, Allah menjamin rezeki setiap makhluk. Allah SWT tidak pernah mengingkari janji, termasuk dalam perkara memberikan kepastian rezeki kepada setiap makhluk-Nya. Namun bagaimana rezeki itu datang, bukan berarti ia langsung turun 'jeger' dari langit.

Allah berfirman dalam Alquran Surat Hud ayat 6:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

"Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in)."

Yang artinya, "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.350) Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)."

Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan mengenai ayat ini. Yakni binatang-binatang yang melata, yang hidup di bumi yang meliputi binatang yang merayap, merangkak, atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.

Binatang-binatang itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan fitrah kejadiannya, semuanya diatur Allah dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya sehingga selalu ada keserasian. Jika tidak diatur demikian, mungkin pada suatu saat ada binatang yang berkembang-biak terlalu cepat, sehingga mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau ada yang mati terlalu banyak, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan.

Jika ada sebagian binatang memangsa binatang lainnya, hal itu adalah dalam rangka keseimbangan alam, sehingga kehidupan yang harmonis selalu dapat dipertahankan.

Allah mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat persembunyiannya, bahkan ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua tempat itu, Allah senantiasa menjamin rezekinya dan semua itu telah tercatat dan diatur serapi-rapinya di Lauhul Mahfuz yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.

Begitu pun dengan rezeki setiap manusia, Allah telah menjamin kepastiannya. Karena ayat tersebut menekankan bahwa tidak satu pun makhluk bergerak dan bernyawa, yang melata, merayap atau berjalan di muka bumi ini melainkan semuanya telah dijamin Allah rezekinya.

Semua makhluk Allah diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah kejadiannya. Sebab Allah mengetahui tempat kediamanya ketika hidup di dunia dan mengetahui pula tempat penyimpanannya setelah mati. Semua itu sudah tertulis dan diatur serapi-rapinya dalam Kitab yang nyata, yaitu Lauhul Mahfuz, perihal perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna. Asalkan, manusia senantiasa berikhtiar mencari rezeki Allah.

 
Berita Terpopuler