Prancis Cegat Drone dan Rudal Iran di atas Yordania

Wilayah udara Yordania dilanggar oleh tembakan-tembakan dari Iran.

VOA
Rudal Iran yang menghantam Israel
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Prancis, atas permintaan pemerintah Yordania, mencegat drone (pesawat tanpa awak) serta rudal Iran di wilayah udara Yordania selama serangan Iran terhadap Israel, kata Kementerian Luar Negeri Prancis pada Kamis (18/4/2024). Wakil juru bicara Kemenlu Prancis Christophe Lemoine mengungkapkan langkah Prancis itu ketika menanggapi pertanyaan selama konferensi pers mingguan.

Baca Juga

"Prancis mencegat rudal dan drone Iran yang awalnya menargetkan Israel pada malam hari dari Sabtu hingga Ahad, atas permintaan Yordania," kata Lemoine.

"Kami memiliki pangkalan udara di Yordania, dan wilayah udara Yordania dilanggar oleh tembakan-tembakan ini. Ini yang disampaikan presiden republik ini, jadi saya menggunakan kata-katanya," ujarnya.

"Kami berkomitmen pada keamanan Israel. Namun dalam hal ini, pencegatan rudal dan drone ini dilakukan atas permintaan Yordania, yang wilayah udaranya dilanggar," katanya, menambahkan.

Iran pada Sabtu (14/4/2024) meluncurkan serangan udara terhadap Israel sebagai balasan atas serangan udara pada 1 April ke fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah.

Iran dilaporkan menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal, dan hampir semuanya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sekutunya --Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.

Israel mengatakan pasukan sekutu-sekutunya telah membantunya melawan serangan tersebut. Israel juga menyatakan niatnya untuk membalas serangan udara Iran, yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Prancis telah melakukan....

 

Dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Senin(15/4/2024), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis telah melakukan intervensi "dalam upaya perlindungan dan pertahanan secara ketat" setelah "Iran melanggar wilayah udara beberapa negara."

Dia juga menekankan bahwa Prancis ingin "menghindari pertempuran besar" di kawasan.

Sementara itu, Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Ramezan Sharif, Jumat, menyebut pemberitaan media Zionis tentang gedung pembangkit listrik Dimona rusak akibat serangan hukuman Iran adalah salah.

Juru bicara IRGC itu menyebut pemberitaan tersebut sebagai tindakan jahat yang sejalan dengan operasi psikologis musuh.

Sharif membantah kabar tersebut menyusul pemberitaan media Zionis yang melaporkan bahwa gedung pembangkit listrik nuklir Dimona di Israel rusak di wilayah pendudukan.

Dia mengatakan bahwa PLTN Dimona itu bukanlah sasaran tindakan hukuman Iran yang dilakukan baru-baru terhadap Iran, dan bahwa pemberitaan tersebut adalah kebohongan besar.

Dia menekankan bahwa kebohongan itu adalah tindakan jahat yang sejalan dengan operasi psikologis musuh untuk menggiring opini publik. 

 
Berita Terpopuler