Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 49-52: Kedurhakaan Bani Israil yang Berlipat-lipat

Sudah menjadi watak Bani Israil suka ingkar, gemar membuat kerusakan, dan fasik.

Republika.co.id
Ilustrasi.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bani Israil merupakan bangsa yang dahulu begitu dimuliakan Allah. Apapun yang mereka minta, pertolongan apapun yang mereka harapkan, Allah hadirkan langsung untuk mereka.

Bahkan ketika mereka mendurhakai, Allah memberikan maaf untuk mereka dan memberikan mereka kitab taurat sebagai petunjuk. Namun sudah menjadi watak mereka, suka ingkar, gemar membuat kerusakan, dan fasik.

Berikut ini surat Al Baqarah yang menjelaskan tentang kedurhakaan Bani Israil yang berlipat-lipat.

Al Baqarah ayat 49

وَإِذْ نَجَّيْنَٰكُم مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَآءَكُمْ ۚ وَفِى ذَٰلِكُم بَلَآءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.”

Dalam Tafsir Kementerian Agama RI, ayat 49 Al Baqarah ini membeberkan bagaimana Allah telah memberikan pertolongan kepada Bani Israil dengan menyelamatkan mereka dari kesengsaraan yang mereka alami, akibat kekejaman Fir'aun, raja Mesir saat itu. Seperti melakukan kerja paksa, membunuh anak laki-laki mereka, hingga kemudian Allah selamatkan mereka dan Allah mengampuni mereka.

Penderitaan yang dialami Bani Israil itu merupakan ujian bagi mereka karena mereka telah melupakan nikmat-Nya dan telah melakukan bermacam-macam dosa. Kemudian Allah swt mengampuni dan menerima tobat mereka, dan dikaruniakan-Nya pula nikmat yang besar, yaitu diselamatkan dari kesengsaraan yang mereka alami dari kekejaman Fir'aun. Tetapi rahmat ini pun merupakan ujian bagi mereka, apakah nantinya mereka akan mensyukuri nikmat itu, atau tidak.

Selanjutnya pertolongan Allah pun kembali datang ketika mereka hendak kabur dari kejaran raja Firan dań pasukan tentaranya. Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan memberikan mukjizat kepada tongkat Nabi Musa AS yang mampu membelah lautan.

Baca Juga

Selanjutnya...

Al Baqarah ayat 50

وَاِذۡ فَرَقۡنَا بِكُمُ الۡبَحۡرَ فَاَنۡجَيۡنٰکُمۡ وَاَغۡرَقۡنَآ اٰلَ فِرۡعَوۡنَ وَاَنۡتُمۡ تَنۡظُرُوۡنَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.”

Tafsir Kementerian Agama RI menyebutkan penyelamatan lain adalah terbelahnya Laut Merah (dahulu Laut Qulzum) Dan ingatlah ketika Kami membelah laut Merah untukmu, wahai Bani Israil yang ketika itu bersama Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Sinai. Ketika rombongan kamu sampai di tepi Laut Merah, Allah memberi perintah kepada Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke Laut Merah, sehingga laut itu pun terbelah. Dengan demikian, kamu, wahai Bani Israil, bersama Nabi Musa dapat melewati laut, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dari kejaran Firaun dan tentara-tentaranya. Akan tetapi, ketika Firaun dan tentara-tentaranya masuk ke dalam laut yang terbelah itu, air laut kemudian bertemu kembali, dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikut Fir'aun, sehingga mereka semua mati tenggelam, sedang kamu, wahai Bani Israil, menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala kamu sendiri. Sementara itu, mayat Firaun diselamatkan agar menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya (Lihat: Surah Yunus/10: 92).

Fase ini merupakan fase kemerdekaan bagi Bani Israel, karena tidak ada lagi yang memerintahkan mereka melakukan kerja paksa, membunuh anak-anak laki-laki mereka dan kekejian lainnya. Namun nampaknya, rasa syukur itu masih juga mereka ingkari dengan memilih membuat patung anak sapi.

Selanjutnya...

Al Baqarah ayat 51

 وَاِذۡ وٰعَدۡنَا مُوۡسٰٓى اَرۡبَعِيۡنَ لَيۡلَةً ثُمَّ اتَّخَذۡتُمُ الۡعِجۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِهٖ وَاَنۡـتُمۡ ظٰلِمُوۡنَ

“(Ingatlah) ketika Kami menjanjikan (petunjukb Taurat) kepada Musa (melalui munajat selama) empat puluh malam. Kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang-orang yang zhalim.”

Tafsir: Setelah menerima nikmat dalam bentuk penyelamatan dari dua bencana pembunuhan dan tenggelam di Laut Merah, Allah kemudian menyuruh Bani Israil agar mengingat lagi peristiwa penurunan wahyu kepada Nabi Musa. Dan ingatlah, wahai Bani Israil, ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam, waktu yang dijanjikan Allah untuk menerima wahyu. Sayang kamu tidak sabar menunggunya. Kemudian kamu menjadikan patung anak sapi yang dibuat oleh Samiri sebagai sesembahan setelah kepergian-nya (Musa). Dan dengan perbuatan menyembah patung anak sapi itu, kamu, wahai Bani Israil, menjadi orang yang zalim.

Sikap mereka itu sangat mengherankan, sebab janji Allah kepada Nabi Musa akan menurunkan kitab Taurat sebenarnya merupakan nikmat dan keutamaan yang amat besar bagi Bani Israel, tetapi mereka balas dengan pebuatan keji, yaitu kekafiran dan kebodohan.

Tapi kemudian Allah tetap memaafkan dan memberikan ampunan-Nya, walaupun mereka melakukan kekafiran dan kemusyrikan. Allah bahkan tidak mendatangkan azab kepada mereka, ditangguhkan sampai Nabi Musa kembali dari munajatnya setelah 40 malam.

Al Baqarah ayat 52

ثُمَّ عَفَوۡنَا عَنۡكُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ

“Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.”

Walaupun kedurhakaan Bani Israil sudah berlipat-lipat, namun Allah memberikan maaf kepada mereka. Walaupun mereka telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan sedemikian rupa, namun Allah masih memberikan maaf dan ampunan kepada mereka, agar mereka mensyukuri-Nya. Allah tidak segera menimpakan azab kepada mereka melainkan ditangguhkan-Nya sampai datangnya Nabi Musa a.s. dan memberitahukan kepada mereka cara menebus dosa agar selanjutnya mereka mensyukuri nikmat-Nya.

 
Berita Terpopuler