Peneliti China Ungkap Konsumsi Kafein Selama Kehamilan Ada Kaitannya dengan Autisme

Konsumsi kafein-pola makan tinggi lemak saat hamil tingkatkan risiko autisme anak.

Wikimedia
Kopi rempah (ilustrasi). Ibu hamil direkomendasikan membatasi asupan kafein.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru menyoroti pentingnya membatasi konsumsi kafein selama kehamilan setelah ditemukan bahwa kafein dapat meningkatkan risiko autisme pada janin. Temuan baru menunjukkan bahwa hewan pengerat yang diberi kafein dalam jumlah yang sebanding dengan rata-rata konsumsi kafein pada ibu hamil menunjukkan tanda-tanda autisme pada bayi mereka.

Para peneliti dari Wuhan University di China telah menyoroti bahaya konsumsi kafein dan pola makan tinggi lemak selama kehamilan dalam meningkatkan risiko autisme pada anak. Mereka menemukan bahwa paparan kafein dalam rahim dapat mengganggu fungsi otak yang berkembang, sehingga menyebabkan buruknya komunikasi antarsel saraf yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala autisme.

Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan agar ibu hamil membatasi asupan kafein hingga sekitar 200 mg/hari, setara dengan sekitar dua cangkir kopi. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa rata-rata ibu hamil mengonsumsi antara 200 mg/hari hingga 500 mg/hari, bahkan lebih tinggi dari rekomendasi tersebut.

Baca Juga

Studi pada tikus menunjukkan bahwa paparan kafein dalam rahim meningkatkan kemungkinan anak menunjukkan tanda-tanda autisme, terutama jika dikombinasikan dengan pola makan tinggi lemak setelah kelahiran. Paparan kafein diyakini mengganggu perkembangan normal sirkuit saraf dan sistem neurotransmitter dalam otak janin, yang penting untuk fungsi kognitif dan perilaku.

"Kami menemukan bahwa tikus jantan yang terpapar lingkungan prenatal yang buruk menunjukkan perilaku autis, namun tikus jantan dan betina menunjukkan perilaku autisme yang khas setelah diberi makanan tinggi lemak," kata penulis studi dan profesor ilmu farmasi di Wuhan University, dr Dan Xu, dilansir Daily Mail, Kamis (28/3/2024).
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi perawatan sebelum kehamilan. Peneliti menekankan pentingnya menghindari faktor lingkungan yang merugikan selama kehamilan dan setelah kelahiran.

Mereka juga menyoroti peran potensial mikrobiota usus sebagai target untuk pencegahan dan pengobatan autisme pada masa depan. Meskipun temuan ini memberikan informasi yang berharga, perlu dicatat bahwa penelitian pada manusia masih diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan antara konsumsi kafein selama kehamilan dan risiko autisme pada anak.

Namun demikian, para ilmuwan menekankan pentingnya kesadaran akan dampak potensial dari kebiasaan makan dan minum selama kehamilan terhadap perkembangan anak. Temuan terbaru ini dipublikasikan di jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety.

 
Berita Terpopuler