Kapan Waktu Tepat Sholat Lailatul Qadar? Ini Penjelasan Buya Yahya

Pada malam Lailatul Qadar, Muslim dianjurkan meningkatkan ibadah.

ANTARA FOTO/Andri Saputra
Seorang warga menyalakan lampu pelita saat merayakan tradisi malam Lailatul Qadar atau malam ela-ela di Desa Amasing Kota,Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa (18/4/2023).
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lailatul Qadar merupakan malam istimewa di antara malam lainnya. Keberadaan malam ini ada di bulan Ramadhan. Keistimewaan Lailatul Qadar karena malam ini lebih baik dari malam seribu bulan.

Pada malam Lailatul Qadar, Muslim dianjurkan meningkatkan ibadah. Salah satu anjuran yang baik dilakukan adalah melaksanakan sholat. Sebagaimana bunyi hadits berikut.

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berdiri pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan ihtisab (ketulusan hati), maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu."

Maulana Muhammad Zakariya Kandahlawi dalam bukunya Fadhilah Ramadhan mengatakan maksud berdiri dalam hadis tersebut adalah sholat. Namun, juga meliputi bentuk-bentuk ibadah lainya seperti dzikir, tilawah dan sebagainya.

Baca Juga

Jam berapa sebaiknya melaksanakan sholat Lailatul Qadar?

Buya Yahya dalam penjelasannya yang dimuat di Youtube Al Bahjah TV mengatakan sejatinya tidak ada waktu yang pasti jam berapa harus melaksanakan sholat Lailatul Qadar. Menurutnya, itu seiring dengan tak adanya petunjuk kepastian kapan Lailatul Qadar itu akan turun.

Ia menambahkan tidak ada sholat khusus untuk Lailatul Qadar. Menurutnya, sholat tarawih yang dilaksanakan setiap malam selama Ramadhan adalah dalam rangka meraih Lailatul Qadar. Menurut Buya Yahya, lakukanlah sholat sebanyak-banyaknya setiap malam sebagai cara meraih Lailatul Qadar.

Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqih Puasa menerangkan...

Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqih Puasa menerangkan, berdasarkan keterangan sejumlah hadits, lailatul qadar datang pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Tetapi tak disebutkan secara pasti malam keberapa dari 10 hari terakhir itu lailatul qadar akan turun.

Hadis Sahih dari Aisyah mengatakan, "Rasulullah Saw iktikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, dan beliau mengatakan, Carilah malam qadar itu di sepuluh malam terakhir Ramadhan." (Mutafaq 'Alaih, Al-lu'lu' wal Marjan no. 726).

Dan dari Abu Said bahwa Nabi Saw menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhutbah. Dalam khutbahnya beliau mengatakan:

"Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan atau lupa, maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil. Dalam riwayat lain carilah ia disetiap malam ganjil."

Qardhawi menjelaskan maksud dari malam ganjil pada hadis tersebut yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Namun, ada sebuah hadits yang menekankan untuk mencarinya pada tujuh hari terakhir bulan ramadhan.

Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah Saw bermimpi tentang lailatul qadar di tujuh malam terakhir. Menanggapi mimpi itu, Rasulullah Saw bersabda, "Saya melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Karena itu, barangsiapa hendak mencarinya, maka hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir itu." (Mutafaq Alaih dari Ibnu Umar).

 
Berita Terpopuler