Memahami Nuzulul Quran yang Jatuh pada 28 Maret 2024 dan Periode Turunnya Alquran

Turunnya semua ayat Alquran membutuhkan waktu hingga 23 tahun.

Wihdan Hidayat / Republika
Santri melakukan tadarus Al-Quran
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Alquran biasanya diperingati umat Islam setiap 17 Ramadhan. Umat Islam juga perlu mengetahui apa itu Nuzulul Quran periode partama dan periode kedua.

Pemerintah Indonesia memutuskan 1 Ramadhan 2024 bertepatan dengan 12 Maret 2024. Maka 17 Ramadhan atau Nuzulul Quran jatuh pada Kamis (28/3/2024). Maka, Rabu (27/3/2024) malam bisa dikatakan sebagai malam Nuzulul Quran.

KH Ahmad Sarwat dalam laman Rumah Fiqih menjelaskan Alquran itu sebenarnya turun dalam dua kali periode penurunan. Dua-duanya bisa disebut dengan Nuzulul Quran.

Namun, yang dirayakan pada tanggal 17 Ramadhan, sebenarnya itu peristiwa turunnya Alquran periode yang kedua, bukan periode yang pertama. Saat itu, yang turun sebenarnya hanya 5 ayat pertama dari surat Al-Alaq saja, tidak semua ayat.

Meski demikian, peristiwa itu jadi momen penting karena menandakan dua hal. Pertama, turunnya ayat Alquran pertama kali di masa Nabi Muhammad SAW. Kedua, momen pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul.

"Maka ketika kita memperingatinya pada tanggal 17 Ramadhan sebenarnya yang kita peringati adalah momen turunnya 5 ayat pertama Alquran sekaligus momen peresmian kenabian Nabi Muhammad SAW," kata KH Ahmad Sarwat, dilansir dari laman Rumah Fiqih, Rabu (27/3/2024)

Adapun turunnya semua ayat Alquran membutuhkan waktu hingga 23 tahun, yaitu hingga Rasulullah SAW dipanggil Allah SWT menghadapnya.

Baca Juga

Periode turunnya Alquran...

Nuzulul Quran Periode Pertama

Periode pertama dari turunnya Alquran bisa kita tetapkan beberapa poin penting.

1. Waktu

Turunnya Alquran periode pertama memang benar terjadinya di bulan Ramadhan, namun tanpa data kapan tanggal dan tahunnya. Hanya Allah SWT saja yang tahu tanggal dan tahunnya.

Yang jelas terjadinya bukan di masa Nabi Muhammad SAW, tetapi jauh sebelum itu. Malam inilah yang selama ini kita maksud dengan Lailatul-Qadar, di mana tanggalnya tidak pernah dijelaskan oleh Rasulullah SAW secara pasti.

Setidaknya kita menemukan ada begitu banyak sumber yang berbeda-beda ketika menetapkan tanggalnya. Ada yang bilang turun pada 10 malam terakhir Ramadhan, yang lain bilang hanya malam-malam ganjil, bahkan ada yang bilang malam pertama Ramadhan, malam 17, malam 19 dan juga 10 malam pertengahan Ramadhan.

2. Ayat Quran yang Menjelaskan

Perintiwa ini diabadikan penyebutannya di dalam tiga ayat Alquran yang berbeda, yaitu pada surat Al-Baqarah Ayat 185, Surat Ad-Dukhan Ayat 3 dan Surat Al-Qadar Ayat 1.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Syahru ramaḍānal-lażī unzila fīhil-qur'ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān(i), faman syahida minkumusy-syahra falyaṣumh(u) wa man kāna marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar(a), yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-‘usr(a), wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la‘allakum tasykurūn(a).

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). . . . . . (QS Al-Baqarah Ayat 185)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn(a).

Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya (Alquran) pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan. (QS Ad-Dukhan Ayat 3)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i).

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada Lailatulqadar. (QS Al-Qadr Ayat 1)

Ketiga ayat ini bicara malam yang disebut Lailatul-Qadar yang sebenarnya bukan malam di mana Rasulullah SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Tapi turun Alquran dari sisi Allah SWT ke langit dunia saja.

Selanjutnya...

 

3. Metode Penurunan

Ciri yang paling penting dari penurunan Alquran di periode pertama ini bahwa semua ayatnya turun sekaligus. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu.

"Alquran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Qadar, kemudian diturunkan sesudah itu sepanjang 20-an tahun."

4. Dari Mana dan ke Mana

Turunnya Alquran di periode ini sebagaimana Ibnu Abbas katakan di atas, dari sisi Allah SWT atau kadang disebut dengan Lauhil-Mahfuzh, tidak ke permukaan bumi tetapi hanya sampai ke langit dunia saja. (Turunnya Alquran dari Lauhil-Mahfuzh ke langit dunia)

Alquran itu menunggu sejak Allah SWT turunkan pertama kali entah di masa yang mana, sampai datangnya masa kehidupan Rasulullah SAW di abad ke-7 Masehi, barulah kemudian turun pertama kali ke Gua Hira di Makkah.

Nuzulul Quran Periode Kedua

1. Waktu

Dari segi waktu, turunnya Alquran ini sepanjang 23 tahun. Namun, 5 ayat pertama memang diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan. Tahunnya adalah 40 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Secara hitungan masehi, Rasulullah SAW lahir tahun 571 dan diangkat menjadi utusan Allah pada tahun 610 M.

Maka tanggal 17 Ramadhan memang bisa dianggap sebagai Nuzulul Quran juga, dengan catatan maksudnya adalah turunnya 5 ayat pertama.

2. Ayat Alquran

Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu ketika menafsirkan Surat Al-Isra Ayat 105, beliau membacanya dengan farraqnahu yang bermakna kami pisah-pisahkan ayatnya, maksudnya diturunkan terpisah-pisah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَبِالْحَقِّ اَنْزَلْنٰهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَۗ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا مُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۘ

Wa bil-ḥaqqi anzalnāhu wa bil-ḥaqqi nazal(a), wa mā arsalnāka illā mubasysyiraw wa nażīrā(n).

Kami menurunkannya (Alquran) dengan sebenarnya dan ia (Alquran) turun dengan (membawa) kebenaran. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS Al-Isra' Ayat 105)

Selanjutnya...

3. Turun Selama 23 Tahun

Ciri paling penting dari penurunan Alquran periode kedua adalah turunnya yang sedikit demi sedikit dan tidak secara sekaligus. Kadang turun 5 ayat, kadang 10 ayat, kadang hanya 1 ayat, bahkan pernah pula turun hanya beberapa kata. Misalnya dua kata dalam Ayat 187 Surat Al-Baqarah, yaitu minal-fajri yang turun terpisah dari lafadz sebelumnya.

4. Dari Mana ke Mana

Turunnya Alquran pada periode kedua ini turun dari langit dunia ke permukaan bumi, yaitu kepada Rasulullah SAW, dimana pun beliau berada. Maka ada istilah ayat Makkiyah dan Madaniyah, karena saat itu Nabi Muhammad SAW berada di Makkah atau Madinah, meski sesungguhnya kedua istilah itu mengacu kepada masa bukan semata-mata tempat.

Jadi, kesimpulannya tidak terlalu keliru kalau saat memperingati tanggal 17 Ramadhan kita menyebutkan dengan Nuzulul Quran juga, walaupun maksudnya tidak harus malam yang kita maksud dengan Lailatul Qadar. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Demkian dijelaskan KH Ahmad Sarwat dalam laman Rumag Fiqih.

Infografis Nuzulul Quran - (Dok Republika)

 
Berita Terpopuler