Ayah Bunda, ini Cerita Anak Hafal 30 Juz Alquran Saat Duduk di Bangku SMA (Bagian I)

Aida bersusah payah menghafalkan Alquran.

AP Photo/Hatem Moussa
Ilustrasi menghafalkan Alquran.
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketekunan dan semangat wanita asal Bogor ini menjadi modal keberhasilan menghafalkan 30 juz Alquran. Hal itu dilakukannya sejak dia duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca Juga

Namanya Aida Samrotul Puadah, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini duduk di semester 4 Program Studi Ilmu Alquran dan Hadist. Dia memiliki perjalanan yang panjang untuk bisa menghafalkan 30 juz Alquran. 

Saat ini, Aida menjalani kehidupannya dengan berkuliah sekaligus mondok di salah satu pesantren yang ada daerah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memilih kuliah sambil mondok karena meneruskan pendidikannya yang dari SMP sampai SMA juga mondok.

Sejak SD

Aida mulai menghafal Alquran sejak Sekolah Dasar (SD). Saat itu, ia selalu setor hafalan kepada gurunya sebelum pulang sekolah. Karena, di sekolahnya sudah diwajibkan kepada siswanya untuk menghafal Alquran meskipun hanya 1 sampai 2 ayat saja. Sehingga dari sana ia termotivasi untuk meneruskan hafalannya hingga sekarang. 

Karena menurutnya, hafalan yang ia miliki saat ini sangat berguna bagi kehidupannya, sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan sampai tuntas. 

Hingga pada lulus sekolah SD, Aida sudah memiliki bekal hafalan juz 29 dan juz 30. 

Belajar dan menghafalkan Alquran hingg ke Madura

Kemudian, ia melanjutkan sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA di salah satu sekolahan di Madura. Ia mengikuti jejak saudara kandungnya yang sempat bersekolah di tempat yang sama. Sehingga selama kurang lebih 6 tahun ia berpisah tempat tinggal dengan kedua orangtua. 

Di sana, Aida sekolah sekaligus mondok. Sehingga hafalan yang ia miliki semasa SD dilanjutkan sampai lulus SMA dengan memiliki hafalan sebanyak 30 juz tepat pada kelas 2 SMA. 

Pantang menyerah

Mahasiswa ini mengaku saat SMA sempat berada di dalam kondisi yang letih menghafal Alquran. Sebab saat menginjak di kelas 1 SMA, ia mendapatkan guru yang memberikan target kepada siswanya sehari menghafal sebanyak 3 halaman dari yang biasanya hanya 1 halaman. 

Namun, perasaan itu segera Aida empaskan. Ia berusaha untuk membuang jauh-jauh rasa capai itu agar bisa terus menghafal Alquran dan mencapai target yang ditentukan. Karena, setiap Aida merasa malas menghafal, ia selalu mengingat-ngingat kembali perjuangan yang telah dilaluinya untuk bisa mendapatkan hafalan. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Ia merasa takut kehilangan hafalannya ketika merasa capek atau malas. Akhirnya, perjuangan Aida tidak sia-sia. Ia berhasil menuntaskan hafalan sebanyak 30 juz ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMA. 

Aida mengaku, saat SD hingga SMA ia menggunakan waktu luangnya dengan menghafal Alquran. Mulai dari waktu sebelum tidur, sebelum subuh, dan saat berkegiatan pun ia masih bisa mencuri-curi waktu untuk menghafal.

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ini menjelaskan, cara itu juga ia gunakan semasa kuliah sekarang. Ia mencoba mengatur waktu dengan baik ditengah-tengah kesibukan perkuliahan agar bisa murajaah hafalan-hafalan yang sudah ia miliki. 

Waktu yang pas menghafalkan Alquran

Bagi Aida, waktu yang cocok untuk menghafal ialah pada saat tahajud sampai sebelum subuh. Ia merasa sebelum subuh lebih mudah digunakan untuk menghafalkan maupun murojaah Alquran. 

Meskipun demikian, semasa kuliah juga Aida sempat merasa dihadapi oleh situasi yang cukup sibuk. Di mana saat itu Aida baru memasuki kuliah semester 1, ia merasa keteteran dengan tugas kuliah, kegiatan luar, kegiatan pondok, dan menghafal Alquran.  

 

Bersambung 

 

 

 

 
Berita Terpopuler