Misteri Asal-usul Covid-19 yang Sebenarnya Diyakini Nggak Bakal Terpecahkan, Apa Sebab?

Pandemi Covid-19 telah dinyatakan berakhir sejak tahun lalu.

EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
staf keamanan mencoba untuk menghentikan fotografer dari mengambil gambar Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Cina, 27 Januari 2021. Tim ahli internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO dijadwalkan untuk mengakhiri karantina mereka pada 28 Januari di Wuhan dan mulai melakukan penelitian ilmiah bersama. penelitian dengan ilmuwan China untuk menyelidiki asal Covid-19.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sudah dinyatakan berakhir sebagai darurat kesehatan masyarakat global sejak Mei 2023. Hanya saja, seorang ilmuwan terkemuka Inggris, Profesor Dame Angela McLean, meyakini bahwa asal mula SARS-CoV-2 yang sebenarnya mungkin tidak akan pernah diketahui.

Profesor McLean, yang merupakan kepala penasihat ilmiah Pemerintah Inggris, menyatakan bahwa manusia mungkin tidak akan pernah mengetahui dengan pasti apakah virus tersebut muncul secara alami atau bocor dari laboratorium. Ada dugaan bahwa SARS-CoV-2 direkayasa secara biologis di Wuhan Institute of Virology di Cina, pusat penelitian yang khusus mempelajari virus corona.

Baca Juga

Profesor McLean meyakini bahwa kecil kemungkinannya untuk mengetahui apakah SARS-CoV-2 yang merupakan virus corona tipe baru penyebab Covid-19 adalah virus yang keluar dari laboratorium atau virus alami yang menginfeksi manusia melalui jalur yang sepenuhnya alami.

"Kita tidak bisa melihatnya dari biologi virus," kata dia kepada program "Today" di Radio 4, dilansir Daily Mail, Kamis (1/2/2024).

Ketika ditanya apakah masyarakat China harus jujur mengenai apa yang terjadi menjelang pandemi, McLean berpikir bahwa jika ia adalah seorang ilmuwan Cina, maka mungkin ia tidak akan melakukan hal tersebut. Menurutnya, hal itu mungkin akan menimbulkan banyak masalah untuk ilmuwan tersebut.

Pekan lalu, Profesor McLean meluncurkan kemitraan baru AS-Inggris untuk melindungi terhadap ancaman biologis di masa depan. Pemerintah Cina telah menolak anggapan bahwa virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan.

Namun, tahun lalu, kepala Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Cina, Profesor George Gao, mengatakan kemungkinan tersebut tidak boleh "dikesampingkan". Laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan menyatakan bahwa teori kebocoran laboratorium "masuk akal".

Direktur FBI Christopher Wray yakin bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari laboratorium. Dia mengatakan pada tahun lalu bahwa FBI telah cukup lama menyelidi asal mula pandemi ini yang kemungkinan besar merupakan potensi insiden laboratorium.

Wray menuduh Cina melakukan usaha untuk menggagalkan dan mengaburkan upaya identifikasi sumber pandemi global. Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Sunday Times bahwa para ilmuwan di laboratorium Wuhan bekerja sama dengan militer Cina untuk menggabungkan virus corona paling mematikan di dunia untuk menciptakan virus mutan baru.

Investigasi gabungan Cina-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021 menyebut teori kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin". Namun, penyelidikan tersebut dikritik secara luas karena didasarkan pada bukti yang lemah dan WHO tidak memaksa Cina untuk memberikan data yang dapat dipercaya.

Direktur Jenderal WHO kemudian menyerukan penyelidikan baru. Ia dengan mengatakan semua hipotesis masih terbuka dan memerlukan studi lebih lanjut.

Banyak ilmuwan menyatakan bahwa tidak ada bukti jika Covid-19 bocor dari laboratorium. Mereka mengatakan kemungkinan besar virus tersebut menular ke manusia dari hewan melalui pasar basah di Wuhan.

Brain fog usik penyintas Covid-19. - (Republika)

Sebelumnya, Cina bersikeras bahwa virus tersebut berasal dari tempat lain. Namun, para akademisi, politisi, dan media telah mempertimbangkan kemungkinan virus tersebut bocor dari laboratorium biokimia dengan tingkat perlindungan biosafety tinggi di Wuhan.

Hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa pejabat Cina hanya menyembunyikan bukti awal penyebarannya. Investigasi awal yang dilakukan WHO pada Januari 2021 melibatkan sekelompok ilmuwan yang melakukan perjalanan ke Wuhan. Mereka menyimpulkan bahwa 'semua hipotesis tetap ada'. Dalam laporannya pada Maret 2021, mereka mengurutkan kemungkinan dari empat teori, sehingga teori asal usul alamiah menjadi teori yang paling mungkin.

 
Berita Terpopuler