Mengapa Kalimat Thayyibah Bisa Datangkan Rezeki? Ingat Pesan Nabi SAW Ini

Mengucapkan kalimat thayyibah atau perkataan baik adalah kunci segala kebaikan.

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalimat thayyibah atau perkataan yang baik adalah kunci hubungan yang baik antarsesama. Sebuah pembicaraan dikatakan berhasil itu karena disampaikan dengan perkataan yang baik.

Dalam riwayat Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

كل سلامى من الناس عليه صدقة كل يوم تطلع فيه الشمس: تعدل بين الإثنين صدقة، وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها، أو ترفع له عليها متاعه صدقة، والكلمة الطيبة صدقة، وبكل خطوة تمشيها إلى الصلاة صدقة، وتميط الأذى عن الطريق صدقة

"Setiap persendian manusia wajib mengeluarkan sedekah setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya. (Yaitu), engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, menolong seseorang pada kendaraannya lalu engkau bantu dia untuk naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju sholat adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sejatinya, mengucapkan kalimat thayyibah atau perkataan yang baik adalah kunci dari segala kebaikan dan pencegah keburukan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

"Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia." (QS. Fussilat ayat 34)

Dengan mengucapkan kalimat thayyibah, maka akan memenangkan kasih sayang dan cinta di antara orang-orang. Perkataan memiliki arti yang sangat penting dalam Islam, karena melaluinya seseorang masuk Islam, dan melaluinya pula, seseorang keluar dari jalan kebenaran.

Baca Juga

Anjuran mengucapkan perkataan baik...

Karena itu, Alquran dan hadits berisi anjuran dan seruan untuk mengucapkan perkataan yang baik. Allah SWT berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit." (QS. Ibrahim ayat 24)

Kalimat thayyibah bagaikan pohon yang harum dan indah rupa dan bentuknya. Akarnya kokoh dan tidak bergeming, tinggi ke angkasa, dan buahnya segar. Karena itu, perkataan yang baik mempunyai pengaruh, dan dampaknya bertahan lama.

Begitu banyak perkataan orang-orang shaleh dan ulama, misalnya, yang masih diingat sampai sekarang ini. Perkataan mereka masih diulang-ulang, baik oleh orang tua maupun kalangan generasi muda.

Kalimat thayyibah mengandung makna yang indah, mempunyai pengaruh yang baik di telinga, kuat dan kokoh, serta tiada tandingannya. Dapat dimengerti maknanya, dan pengaruhnya bersifat permanen dan tidak terputus.

Maka teranglah, bahwa kalimat thayyibah...

Maka teranglah, bahwa kalimat thayyibah bisa menurunkan rezeki bagi seorang hamba. Sebab, di dalam perkataan yang baik tersimpan amal kebajikan dan ketakwaan hamba kepada Allah SWT. Amal shaleh melancarkan turunnya rezeki, sedangkan maksiat atau perbuatan dosa adalah penghalang rezeki.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Salman RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ

"Tidak ada yang bisa mencegah takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan." (HR. Tirmidzi)

Ulama Imam Al Zarnuji dalam Ta'lim Al Muta'allim, menjelaskan, hadits tersebut menunjukkan seseorang bisa terhalang rezekinya karena dosa yang dikerjakan. Hadits ini juga menunjukkan, perbuatan dosa dapat menyebabkan terhambatnya rezeki. Terutama dosa karena dusta, sebab dusta itu dapat menyebabkan kefakiran. Dan dusta adalah perbuatan lisan, yang seharusnya setiap Muslim menjauhkan diri dari dusta.

Sumber: Mawdoo3

 
Berita Terpopuler