Layanannya Bisa Digunakan Secara Gratis, Bagaimana WhatsApp Meraup Cuan?

Akuisisi oleh Meta menjadi awal hilangnya mode berlangganan WhatsApp.

GadgetsNow
Aplikasi perpesanan WhatsApp.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WhatsApp merupakan salah satu aplikasi berpesan paling populer di dunia yang hingga saat ini tidak menetapkan biaya apa pun untuk penggunanya. Lalu, bagaimana cara WhatsApp bisa mendapatkan keuntungan hingga jutaan dolar AS?

Baca Juga

WhatsApp memulai perjalanan finansialnya dengan memutar pendanaan sebesar 250.000 dolar AS atau sekitar Rp 3,95 miliar. Dana ini berasal dari sejumlah mantan pegawai Yahoo yang kini memiliki status co founder di WhatsApp.

Setelah itu, WhatsApp mendapatkan dua suntikan dana tambahan dengan jumlah yang lebih fantastis, yaitu 8 juta dolar AS (Rp 126,47 miliar) dan 52 juta dolar AS (Rp 822 miliar). Mulanya, dana ini terlihat cukup besar untuk mempertahankan aplikasi, menutupi biaya server, dan memfasilitasi pengiriman pesan konfirmasi kepada para pengguna.

Di fase awal, WhatsApp juga sempat menerapkan model berlangganan yang beragam. Di beberapa negara misalnya, model berlangganan yang diterapkan adalah membayar 1 dolar AS (Rp 15.806) untuk melakukan pengunduhan. Sedangkan di beberapa negara lain, WhatsApp dapat digunakan secara gratis selama setahun, lalu menerapkan biaya tahunan sebesar 1 dolar AS (Rp 15.806) per tahun.

Perbedaan model berlangganan ini tampaknya tidak terasa memberatkan bagi banyak pengguna. Mereka justru merasa model berlangganan seperti ini jauh lebih menghemat biaya dibandingkan sistem SMS biasa yang mengenakan biaya setiap kali mengirim pesan.

Di tengah tak adanya pemasukan resmi, WhatsApp diestimasikan meraup 400 juta pengguna aktif setiap bulan per 2013. Jumlah pengguna yang besar ini membuat WhatsApp memeroleh pemasukan sekitar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 158,12 miliar.

Lalu di paruh pertama 2014, WhatsApp tercatat memiliki pengguna aktif sebanyak 600 juta per bulan sehingga mendatangkan pemasukan sekitar 15,91 juta dolar AS atau sekitar Rp 251,49 miliar.

Perusahaan konsultan Activate menyatakan bahwa WhatsApp menghasilkan keuntungan tahunan rata-rata sebesar 6 sen (atau Rp 46,8) per pengguna pengguna. Namun, ini hanyalah pemasukan total, bukan keuntungan, dan WhatsApp kala itu mendeklarasikan kerugian selama beberapa tahun.

WhatsApp dan Keuntungan Jutaan Dolar AS

Pada 2016, Mark Zuckerberg melalui Facebook melakukan akuisisi terhadap WhatsApp dengan menggelontorkan dana sebesar 19 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300,43 triliun. Zuckerberg juga mengeluarkan biaya kompensasi tambahan dalam bentuk saham Facebook, sehingga total biaya yang Facebook keluarkan untuk mengakuisisi WhatsApp mencapai 21,8 miliar dolar AS (Rp 344,65 triliun).

Akuisisi ini juga menjadi awal dari dihilangkannya model berlangganan yang dibebankan kepada pengguna. Perubahan ini memungkinkan para pengguna untuk bisa menggunakan WhatsApp secara gratis.

WhatsApp telah menjadi bagian....

 

Saat ini, WhatsApp telah menjadi bagian dari jaringan Meta yang sangat luas. Dengan beragam aplikasi populer yang dikelola di bawah Meta, Zuckerberg memiliki kerangka monetisasi yang sangat luas.

Sebagai contoh, Meta bisa mengakses data personal dan perilaku pengguna WhatsApp seperti lokasi dan daftar kontak. Beragam informasi ini sangat bermanfaat untuk bisnis Facebook di bidang periklanan.

WhatsApp juga telah memperkenalkan perubahan pada kebijakan privasi mereka, seperti dilansir GizChina pada Senin (29/1/2024). Perubahan kebijakan ini memungkinkan WhatsApp dan Facebook untuk berbagai data tertentu, seperti nomor telepon.

WhatsApp lalu memperkenalkan lini produk barunya yaitu WhatsApp Business. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat profil bisnis yang terverifikasi dan mengakses beragam fitur lain. Selain itu, pengguna juga bisa mengintegrasikan WhatsApp Business mereka dengan beragam sistem dan penawaran produk.

Melalui WhatsApp Business, WhatsApp menerapkan biaya tambahan untuk bisnis atau perusahaan yang melakukan percakapan lebih dari 1.000 kali. Jumlah biaya tambahan yang diberikan akan berbeda-beda untuk tiap perusahaan.

Selain itu, WhatsApp Business juga akan memungut biaya untuk setiap pemberian respons yang tertunda dari perusahaan atau bisnis. Bila respons kepada konsumen diberikan lebih dari jangka waktu 24 jam, WhatsApp Business akan mengenakan biaya sekitar 5-9 sen (Rp 39-70,2) per pesan.

 

Menyusul kesuksesan WhatsApp Business, WhatsApp juga merilis WhatsApp Business Premium. WhatsApp Business Premium merupakan opsi layanan berlangganan opsional untuk pengguna WhatsApp Business. Dengan menggunakan layanan ini, pengguna WhatsApp Business bisa memakai perangkat tambahan seperti membuat katalog produk dan pengiriman pesan otomatis.

 
Berita Terpopuler