Harlah ke-101 NU, Politikus PKB: Kiprah Sebagai Pengayom Harus Selalu Dijaga

Tantangan NU salah satunya ada pada sumber daya manusia.

Republika TV/Havid Al Vizki
Mantan sekretaris jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Helmy Faishal Zaini memberikan pandangannya ihwal Harlah ke-101 NU pada 16 Rajab 1445 H yang bertepatan dengan 28 Januari 2024.

Mantan sekjen PBNU itu menyampaikan sejak berdiri NU memiliki kiprah yang bukan saja berskala nasional, namun juga global. Peran yang dimainkan NU sangat strategis. Itu karena NU memiliki komitmen kuat untuk menjadi pengayom.

"Kiprah ini harus selalu dijaga agar ke depan NU tidak kehilangan haluan, navigasi dan relevansi dalam berkiprah, baik di tingkat nasional, bahkan global," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (27/1/2024).

Helmy melihat, peran dan kiprah NU selama ini berada di dua aras atau dua amanat. Pertama, amanat diniyah (keagamaan) yang diimplementasikan dalam gerakan untuk menjalankan ajaran Islam Ahlussunnah waljamaah yang moderat, seimbang, dan toleran.

Amanat kedua adalah amanat wathaniyah yang diimplementasikan dalam komitmen untuk turut serta membangun dan mengisi kemerdekaan dengan sungguh-sungguh, termasuk dalam konteks menjadi perekat antarelemen bangsa.

"Tantangan NU salah satunya ada pada sumber daya manusia. Dengan kuantitas warga yang berjumlah sangat besar, isu pengelolaan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Termasuk bagaimana NU bisa mengelevasi mobilitas vertikal warga, baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi," tuturnya.

Helmy berharap NU senantiasa menjadi Jamiyyah Diniyyah Islamiyyah (Organisasi Sosial Keagaman Islam) yang selalu melandaskan setiap langkahnya demi menciptakan kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa. Termasuk juga menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler