Orang Berilmu dan Ulama Bisa Jadi Sebab Hancurnya Suatu Zaman, Mengapa?

Matinya jiwa adalah hukuman atau azab bagi orang yang berilmu.

republika
Ilustrasi.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al Ghazali bernama lengkap Imam Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengutip pernyataan Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu terkait sesuatu yang menjadi sebab hancurnya suatu zaman.

Salah satu penyebab hancurnya suatu zaman adalah tergelincirnya orang berilmu atau ulama, tapi tidak ada yang berani mengingatkan mereka agar kembali ke jalan Allah SWT.

Baca Juga

Sayyidina Umar bin Khattab Radhiayllahu anhu pernah berkata, "Tiga perkara yang menyebabkan hancurnya suatu zaman, yang salah satunya adalah tergelincirnya orang berilmu, namun tidak ada umat yang berani mengingatkan kekeliruannya."

Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu juga pernah berkata, "Akan segera datang suatu masa, di mana kebaikan manusia akan lenyap dari muka bumi ini. Pada masa itu, orang berilmu dan orang yang mempelajari ilmu tidak dapat mengambil manfaat apapun dari ilmu yang dimilikinya. Qalbu orang berilmu akan mengeras laksana batu tebing, hingga air hujan yang jatuh dari langit dan menimpanya tidak akan meresapkan setetes air pun ke dalam batu itu."

"Penyebabnya adalah, jiwa orang berilmu menjadi mabuk karena kecintaan mereka kepada dunia lebih daripada cinta mereka pada urusan akhirat. Lalu, Allah SWT mengangkat (menarik kembali) sumber-sumber kebijaksanaan mereka dan memadamkan cahaya petunjuk dari qalbu mereka."

Masih disampaikan Ibnu Mas'ud...

Masih disampaikan Ibnu Mas'ud, para ulama itu menyampaikan kebaikan kepada kalian dengan lisannya, "Bertakwalah kalian kepada Allah." Akan tetapi, dalam tindak keseharian mereka sendiri kalian saksikan mereka melakukan dosa dan kesalahan. Lalu, lidah mereka menjadi kelu dan jiwa mereka pun mengeras. Sebabnya adalah, mereka belajar dan mengajar bukan karena Allah SWT akan tetapi karena yang selain-Nya.

Di dalam kitab Taurat dan Injil juga telah disebutkan, "Janganlah kalian disibukkan dengan mencari ilmu yang belum kalian ketahui, sampai kalian mengamalkan apa yang telah kalian pelajari dan ketahui."

Al-Hasan al-Bashri pernah berkata, "Matinya jiwa adalah hukuman atau azab bagi orang yang berilmu. Sedangkan penyebab dari matinya jiwa adalah menukar amalan akhirat demi menggapai kepentingan dunia."

Yahya bin Mu'adz pernah mengatakan, "Ketika urusan dunia ini sudah dicari dan dibeli oleh manusia dengan menggunakan ilmu serta hikmah, maka cahaya ilmu dan hikmah berangsur-angsur akan lenyap dari permukaan bumi."

Ketahuilah, bahwa kedudukan seorang yang berilmu (ulama) tidak ada bedanya dengan hakim atau qadhi (orang yang ahli membuat keputusan atau orang yang memutuskan suatu perkara). Dilansir dari kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis Imam Al Ghazali diterjemahkan Ibnu Ibrahim Ba'adillah diterbitkan Republika Penerbit, 2011.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda untuk mereka, "Ada tiga macam qadhi. Pertama, qadhi yang menghakimi dengan keadilan dan kebenaran, mereka ini akan dimasukkan Allah ke dalam surga. Kedua, qadhi yang menghakimi secara zalim dan tanpa pengetahuan yang benar, mereka ini akan dimasukkan Allah ke dalam neraka. Ketiga, qadhi yang menghakimi suatu perkara dengan adil, akan tetapi ketetapannya itu bertentangan dengan hukum-hukum Allah, maka mereka ini juga akan dimasukkan Allah ke dalam neraka."

 
Berita Terpopuler