Kisah Abdurrahman Auf, Sahabat Nabi SAW yang Gagal Terus Jadi Orang Miskin

Abdurrahman bin Auf termasuk salah satu sahabat Nabi SAW yang hartawan

MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi SAW. Abdurrahman bin Auf termasuk salah satu sahabat Nabi SAW yang hartawan
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ini kisah Abdurrahman bin Auf, yang gagal menjadi orang miskin. Jika banyak orang berlomba-lomba untuk mencari harta kekayaan, sahabat Nabi Muhammad SAW yang satu ini justru mengingatkan kita bahwa ia berulang kali ingin menjadi rakyat miskin karena ketakutannya kepada Allah SWT akan hisab dari hartanya kelak. 

Baca Juga

Abdurrahman bin Auf merupakan sahabat Nabi SAW yang telah dijamin masuk surga.  Sebelum memeluk Islam, Abdurrahman bin Auf memiliki nama Amr bin Abd Auf bin Al-Harits, yang berasal dari Bani Zuhrah.

Dikutip dari buku “Generasi Mandiri” karya Ahmad Rifa`i Rif`an, Abd Auf masuk Islam dua hari setelah Abu Bakar. Setelah memeluk Islam, ia menemui Rasulullah SAW untuk menyatakan keislamannya. 

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya, "Gantilah namamu dengan Abdurrahman." Abd Amr sangat gembira dengan nama barunya itu. Mulai saat itu orang-orang memanggilnya dengan Abdurrahman bin Auf.

Saat Rasulullah SAW bersembunyi di rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam atau yang terkenal dengan Darul Arqam. Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang yang ikut meramaikan rumah tersebut. la menerima ajaran-ajaran Islam serta mempelajari Alqur'an langsung dari Rasulullah SAW. Suatu hari Rasulullah SAW berkumpul dengan para sahabat. Beliau lantas berkata: 

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ 

 "Orang miskin akan masuk surga lebih dulu dibanding orang kaya, dengan selisih setengah hari. Setengah hari akhirat adalah 150 tahun dunia."

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Mendengar ucapan Rasul, sontak Abdurrahman bin Auf merasa sedih. la pun spontan bercita-cita menjadi orang miskin, karena ia berpikir dengan menjadi orang miskin, hisabnya nanti tidak akan lama.

Tak lama terjadilah Perang Tabuk...

 

Tak lama terjadilah Perang Tabuk. Para sahabat sibuk berangkat menuju medan juang. Mereka meninggalkan segala usaha, perniagaan, serta kebun-kebun. Padahal saat itu, harusnya kebun kurma mereka sudah siap panen.

Sepulang dari medan perang, ternyata benar, semua kurma di Madinah busuk karena telat panen. Abdurrahman melihat inilah kesempatan baginya untuk hidup miskin. 

Jika selama ini ia dikenal sangat pandai mengendus peluang bisnis, kini ia justru sebaliknya. la memilih untuk menghabiskan uangnya untuk membeli produk gagal, agar segera jatuh miskin.

la pun memutuskan untuk membeli semua kurma busuk se-Madinah dengan harga normal. la berpikir, "Kurma busuk kalau saya jual, mana ada yang mau beli? Semoga dengan ini saya jadi miskin”

Tak lama, utusan dari Raja Yaman datang ke Madinah. Ternyata di Yaman sedang terjadi wabah penyakit yang menurut tabib istana, hanya bisa diobati dengan kurma Madinah dan harus dalam keadaan busuk.

Akhirnya kurma busuk se-Madinah yang sudah dibeli oleh Abdurrahman bin Auf dibeli semua oleh Raja Yaman dengan harga yang tinggi. la pun gagal menjadi orang miskin.

Baca juga: Ayat Alquran yang Dibaca Abdullah Bin Masud Ini Membuat Air Mata Rasulullah SAW Menetes

Sayangnya, kita bukan Abdurrahman bin Auf yang berkali-kali gagal jadi orang miskin. Maka untuk sukses secara finansial, kita butuh menjadi pribadi yang terus belajar dan bertumbuh. 

Dan walaupun pada akhirnya, Abdurrahman bin Auf meninggal dalam keadaan masih kaya raya dan meninggalkan warisan berlimpah-limpah, tetapi sepanjang hidupnya dia telah bersungguh-sungguh dalam menggunakan hartanya di jalan yang diridhai Allah SWT.

 

 
Berita Terpopuler