Nge-Zoom Bikin Lelah dan Stres, Bagaimana Mengatasinya?

Salah satu buntut dari kerapnya melakukan rapat virtual adalah perasaan lelah.

retizen /jok
.
Rep: jok Red: Retizen

Rapat virtual lewat fasilitas Zoom sudah menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Foto: Prayogi/Republika via republika.co.id.

MEETING atau rapat virtual menjadi hal yang kian lumrah sekarang ini. Bisa dibilang aktivitas nge-Zoom kini telah menjadi rutinitas bagi banyak kalangan.

Salah satu buntut dari kerapnya melakukan rapat virtual adalah perasaan lelah. Sebagian kalangan menyebutnya sebagai Zoom fatigue alias kelelahan nge-Zoom.

Penelitian yang dilakukan di Virtual Human Interaction Lab, Universitas Stanford, California, Amerika Serikat, menyoroti empat penyebab kelelahan gara-gara nge-Zoom dan cara mengatasinya.

Hasil lengkap penelitian ini dipublikasikan di jurnal Technology, Mind and Behavior.

Jeremy Bailenson, penulis hasil penelitian dan sekaligus direktur pendiri Virtual Human Interaction Lab, seperti dikutip koran USA Today, mengatakan ada empat masalah yang menyebabkan kelelahan Zoom.

1. Terlalu banyak kontak mata jarak dekat

Wajah kita jauh lebih besar di layar daripada yang terlihat di kehidupan nyata, kata Bailenson. Tambahan lagi, pandangan kita tentang orang lain diatur untuk mensimulasikan menjaga kontak mata.

“Saat nge-Zoom, perilaku yang biasanya ditujukan untuk hubungan dekat, seperti tatapan mata langsung yang panjang dan wajah yang terlihat dari dekat, tiba-tiba berubah menjadi interaksi biasa, entah itu dengan kenalan, rekan kerja, dan bahkan orang asing,” tulis Bailenson.

2. Melihat diri sendiri

“Selama rapat virtual, kita melihat diri kita sendiri. Ini membuat stres,” kata Bailenson, seraya membandingkannya dengan meminta seseorang mengikuti kita ke kantor sembari ia memegang cermin di dekat kita.

3. Kurangnya mobilitas

Karena panggilan Zoom menggunakan tampilan tetap, pengguna tidak dapat benar-benar bergerak selama rapat atau panggilan telepon, sedangkan percakapan telepon biasa atau tatap muka terkadang memungkinkan diri kita untuk bisa sambil berjalan-jalan.

4. Upaya ekstra untuk isyarat non-verbal

“Tak jarang ketika kita sedang berkomunikasi via Zoom, pengguna harus bekerja lebih keras untuk mengirim dan menerima sinyal,” kata Bailenson.

Lalu, bagaimana solusinya?

Menurut Baileson, setelah kita menyiapkan kamera sesuai keinginan, kita dapat menyembunyikan tampilan sendiri selama panggilan. Kurangi pula ukuran jendela Zoom sehingga wajah tampak lebih kecil. Jika kita berada dalam rapat yang lebih lama, harus dipertimbangkan mematikan video untuk memberi diri kita istirahat.

Bailenson juga menyarankan agar pihak Zoom membuat perubahan pada antarmukanya untuk mengatasi masalah kelelahan.

Zoom dan alat konferensi video lainnya sangat penting sekarang ini karena semakin banyak orang yang bekerja dari jarak jauh.

Jumlah pengguna Zoom melonjak sejak tahun 2020, dari asalnya 10 juta peserta rapat harian menjadi lebih dari 300 juta.***

--

 
Berita Terpopuler