Etika Saat Khatib Jumat Telah Naik Mimbar Agar Ibadah tak Sia-Sia

Ada etika yang harus diperhatikan saat sholat Jumat.

Republika/Febrian Fachri
Ratusan jamaah ikuti ibadah Sholat Jumat pertama di Masjid Agung Dharmasraya
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pelaksanaan sholat Jumat terkadang masih ada jamaah yang melakukan berbagai aktivitas ketika khatib telah naik mimbar, seperti membaca Alquran, membaca wirid, dan lainnya. Bahkan, masih ada jamaah Jumat yang malah mengobrol dengan jamaah lainnya ketika khatib telah naik mimbar.

Ketika Khatib Jumat telah naik mimbar, seyogianya setiap jamaah Jumat untuk berhenti melakukan aktivitas apapun dan berfokus kepada muadzin yang mengumandangkan adzan dan khatib yang akan menyampaikan khutbahnya.

Maka itu, bila khatib telah berdiri di mimbar dan menyampaikan khutbahnya, jamaah Jumat tidak boleh berbicara sedikitpun. Sebab satu kata yang keluar dari mulut jamaah dapat membuat ibadah sholat Jumatnya menjadi sia-sia.

Baca Juga

BACA JUGA: Perjalanan Laskar Manguni: Dari Pertahanan Regional Hingga Terbang dalam Kegelapan

Sekalipun ucapan itu dimaksudkan untuk memperingatkan orang lain agar tidak berisik saat berlangsungnya sholat Jumat seperti ‘diamlah’ atau ‘hust diam’. Itu semua dilarang karena membuat sia-sia ibadah jumatnya.

ومهما خرج الإمام ، فاقطع الصلاة والكلام ، واشتغل بجواب المؤذن ، ثم باستماع الخطبة والاتعاظ بها ، ودع الكلام رأسا في الخطبة ، ففي الخبر : أن من قال لصاحبه والإمام يخطب : أنصت أو صه: فقد لغا، ومن لغا ، فلا جمعة له: أي قوله:( أنصت) كلام . فينبغي أن ينتهى غيره بالإشارة لا باللفظ .

Artinya: Dan ketika telah keluar imam (berdiri di atas mimbar) maka hentikan sholat dan hentikanlah bicara, dan sibuklah engkau dengan menjawab adzan, kemudian sibuklah dengan mendengarkan khutbah dan mengambil nasihat dari khutbah tersebut, tinggalkan ngobrol ketika khutbah, tersebut dalam hadits:  Sungguh orang yang berucap kepada temannya padahal imam sedang khutbah: berkata ‘diamlah engkau’ , maka benar-benar telah sia-sia ibadah sholat Jumatnya, dan siapa yang telah berbuat sia-sia, maka tidak ada jumatan baginya, maksudnya karena ucapan ‘diamlah engaku‘ itu adalah perkataan. Sepatutnya orang melarang cukup dengan isyarat tidak dengan kata-kata. (Lihat Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali, penerbit Darul Minhaj Lebanon Beirut, halaman 160).

Bila baru datang dan khatib baru naik mimbar, maka boleh untuk mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid terlebih dulu, dengan menyegerakannya. Namun, bila khatib telah berada di posisi khutbah kedua, maka hendaknya jamaah yang datang telat agar memilih tidak sholat tahiyatul masjid agar tidak ketinggalan sholat Jumat.

Pernah ada sahabat telat datang...

Pernah ada sahabat telat datang sholat Jumat. Ia datang saat Rasulullah SAW bertindak sebagai khatib Jumat. Dikarenakan datang terlambat, demi menyimak khutbah keagamaan, sahabat tadi langsung duduk dan tidak sholat tahiyatul masjid.

Rasul pun akhirnya menegurnya. Beliau berkata:

  صل ركعتين خفيفتين قبل أن تجلس

Artinya: “Shalatlah kamu dua rakaat dengan ringkas (cepat) sebelum duduk” (HR: Ibn Hibban)      

Rasulullah SAW tetap memerintahkan sholat dua rakaat sekalipun khutbah Jumat sedang berlangsung. Ini menunjukkan saking sunnah dan utamanya sholat tahiyatul masjid.

Khusus bagi orang yang terlambat, dianjurkan mempercepat sholatnya agar dapat mendengar khutbah jumat. Berdasarkan hadits ini, Imam al-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab mengatakan:

     واما إذا دخل والإمام يخطب يوم الجمعة أو غيره فلا يجلس حتى يصلي التحية ويخففها      

“Apabila seorang masuk masjid dan khatib sedang khutbah Jumat, hendaklah ia sholat tahiyatul masjid terlebih dahulu dan mempercepatnya”.

Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zen, ada tiga kondisi yang tidak dianjurkan untuk mengerjakan sholat tahiyatul masjid. Ia mengatakan:

 وهي ركعتان قبل الجلوس لكل داخل متطهرمريد الجلوس فيه لم يشتغل بها عن الجماعة ولم يخف فوت راتبة، ولا تسن للخطيب إذا خرج للخطبة، ولا لمن دخل آخر الخطبة بحيث لو فعل التحية فاته أول الجمعة مع الإمام

Artinya, “Sholat tahiyatul masjid adalah sholat dua rakaat sebelum duduk bagi orang yang masuk masjid dalam kondisi suci dan ingin duduk, serta tidak khawatir tertinggal sholat berjamaah dan shalat sunnah rawatib. Sholat tahiyatul masjid tidak disunnahkan bagi khatib yang mau langsung khutbah, dan tidak disunnahkan juga bagi orang yang masuk masjid pada khotbah terakhir, bisa dipastikan kalau mengerjakan tahiyatul masjid dulu sholat Jumat bersama imam akan luput.”

 
Berita Terpopuler