Firli Hindari Wartawan dan Tutupi Wajah Usai Diperiksa, ICW: Seperti Kebiasaan Koruptor

Jika Firli merasa benar, seharusnya dia tidak menghindari wartawan.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua KPK Firli Bahuri.
Rep: Flori Sidebang  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritik sikap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang menghindari wartawan dan menutupi wajahnya menggunakan tas usai diperiksa di Mabes Polri pada Kamis (16/11/2023). Menurut ICW, tindakan Firli mengingatkan masyarakat pada kebiasaan para koruptor. 

Baca Juga

"Seperti yang sering tampak di KPK, koruptor yang mengenakan rompi oranye selalu mencari siasat untuk lari dari kejaran jurnalis," kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/11/2023).

"Perbedaan di antara keduanya praktis hanya pakaiannya saja, koruptor menggunakan rompi, sedangkan Firli mengenakan batik," sambung dia.

Kurnia menilai, sikap Firli justru menimbulkan prasangka bahwa purnawirawan jenderal Polri itu terlibat dalam kasus pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Sebab, jelas dia, jika merasa benar, maka Firli tidak perlu menghindari para jurnalis.

"Perasaan panik yang tampak dari tindakan Firli tersebut menimbulkan prasangka, bahkan mungkin menjurus pada keyakinan, di tengah masyarakat bahwa dirinya memang benar terlibat dalam perkara pemerasan dan pertemuan dengan pihak berperkara. Sebab, jika merasa benar, mengapa sampai ketakutan seperti itu?" ungkap Kurnia.

Sebelumnya, Firli Bahuri bersikap 'aneh' usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/11/2023). Dia menutupi wajahnya dengan tas dan menghindari para wartawan yang telah menunggunya sejak pagi.

Keberadaan Firli saat keluar dari ruang pemeriksaan pun sempat tak terdeteksi awak media. Sebab, dia diduga keluar melalui Gedung Ruptama Mabes Polri untuk mengelabui para wartawan. Bahkan, sebelum keluar dari Gedung Rupatama dan masuk ke mobil warna hitam dengan pelat nomor B 1917 TJQ, sejumlah orang yang diduga ajudannya sempat memantau gerak-gerik jurnalis.

Para awak media berupaya mengabadikan momen seseorang yang diduga Firli Bahuri tengah duduk di sebelah kanan kursi penumpang. Pria yang memakai kemeja batik lengan panjang itu tampak menutup mukanya dengan tas berwarna hitam. Beberapa orang yang ada di dalam mobil tersebut juga berusaha menghalang-halangi awak media yang mengambil gambar.

 

 

 

Sehari berselang, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri yang menyebarkan siaran pers kepada para jurnalis. Keterangan tertulis itu berisi pernyataan resmi Firli mengenai proses pengusutan dugaan pemerasan SYL yang telah dijalaninya dan dituangkan dalam sembilan poin.

Dalam salah satu poinnya, purnawirawan jenderal Polri itu menegaskan bahwa dirinya tak pernah memeras SYL. "Saya, Firli Bahuri menyatakan bahwa tidak pernah ada kegiatan memeras, gratifikasi dan suap," kata Firli dalam siaran pers tersebut, Jumat (17/11/2023).

"Pada saat dilakukan penggeledahan di rumah Firli Bahuri, tidak ditemukan benda sitaan terkait penanganan permasalahan hukum di Kementerian Pertanian RI pada tahun 2020 sampai dengan 2023," sambung dia.

Firli mengungkapkan, Polda Metro Jaya tidak menyita barang apapun saat menggeledah rumah pribadinya di Villa Galaxy, Bekasi Jawa Barat pada 26 Oktober 2023 lalu. Sementara itu, rumah sewa di Jalan Kertanegara nomor 46, Jakarta Selatan yang turut digeledah kepolisian, Firli mengaku ada beberapa barang yang disita.

"Terdapat tiga barang yang disita berupa kunci dan gembok gerbang, dompet warna hitam serta kunci mobil keyless," ujar Firli.

Selain itu, Firli menyebut, hingga kini ada sekitar 20 pegawai KPK yang telah dipanggil oleh Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan mengenai kasus ini. Bahkan, dia mengungkapkan, polisi juga sudah menyita beberapa dokumen KPK. Namun, ia tidak memerinci dokumen yang dimaksud.

Kontroversi Firli Bahuri - (Infografis Republika)

 
Berita Terpopuler