Inflasi AS Melandai, Rupiah Langsung Perkasa Hari Ini

Menguatnya rupiah seiring rilisnya data inflasi AS di Oktober lalu.

Republika/Prayogi
Karyawan menghitung mata uang dollar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat tipis 5 poin ke level Rp15.716 per dollar AS. Sebelumnya rupiah sempat melemah hingga tembus Rp15.721 per dollar AS.
Rep: Retno Wulandhari Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS diproyeksi akan menguat sepanjang hari ini, Rabu (15/1/2023). Menguatnya rupiah seiring rilisnya data inflasi AS di Oktober lalu. 

Baca Juga

Inflasi AS pada periode tersebut tercatat sebesar 3,2 persen, melandai dari bulan sebelumnya di level 3,7 persen. Data inflasi tersebut juga berada di bawah ekspektasi pasar 3,3 persen. 

"Hasil ini menurunkan ekspektasi pasar soal kenaikan suku bunga acuan AS atau kebijakan suku bunga tinggi AS ditahan lebih lama," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra saat dihubungi Republika.co.id.

Survei CME FedWatch Tool menunjukkan persentase probabilitas yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya bahwa the Fed akan menahan suku bunga acuannya di rapat Desember. Angka probabilitas naik menjadi 99,8 persen dari sebelumnya 85 persen. 

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS dibandingkan enam nilai tukar utama dunia turun dari kisaran 105,80 kemarin menjadi 104.14 pagi ini. Di dalam negeri, rupiah menguat signifikan menjadi Rp 15.486 seiring pelemahan dolar AS sebesar 1,33 persen.

Hari ini pasar juga akan menantikan data produksi industri China dan data Trade balance Indonesia yang mungkin bisa mempengaruhi rupiah. Indikasi pelambatan ekonomi China bisa menahan penguatan rupiah tapi di sisi lain.

Sementara surplus neraca perdagangan Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah. Ariston melihat potensi penguatan rupiah mengarah ke level 15.630-15.600, sementara resisten di sekitar 15.700.

 
Berita Terpopuler