Israel Evakuasi Kedutaan Besarnya di Beberapa Negara Timur Tengah

Israel mengevakuasi kedutaan di Yordania, Bahrain, Mesir, Turki, dan Maroko

AFP/ JACK GUEZ
Gambar yang diambil dari kota Sderot menunjukkan kepulan asap yang muncul selama pemboman Israel di Jalur Gaza utara pada Kamis (19/10/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel telah mengevakuasi beberapa kedutaan besarnya di Timur Tengah, termasuk di Bahrain, Yordania, dan Maroko. Langkah itu diambil ketika Israel mengisyaratkan siap meluncurkan operasi pertempuran darat ke Jalur Gaza dan meningkatnya ketegangan dengan kelompok Hizbullah di perbatasan Lebanon.

Evakuasi beberapa kedutaan besar (kedubes) Israel di Timur Tengah diungkap Otoritas Penyiaran Israel di situs resminya. Mereka tak menyebut alasan di balik keputusan evakuasi tersebut. Hanya dijelaskan bahwa kedubes Israel di Bahrain, Yordania, dan Maroko telah dievakuasi.

“Kedubes di Yordania dievakuasi pada awal perang (dengan Hamas pada 7 Oktober 2023) atas perintah Menteri Luar Negeri Eli Cohen dan Direktur Jenderal Kementerian,” kata Otoritas Penyiaran Israel, dikutip Middle East Monitor, Kamis (19/10/2023).

Pada Kamis lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pasukan negaranya yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza. Pada kesempatan itu, dia mengisyaratkan akan meluncurkan operasi pertempuran darat ke Gaza.

“Anda sekarang melihat Gaza dari kejauhan. Anda akan segera melihatnya dari dalam. Perintah akan datang,” kata Gallant kepada para prajurit Israel. Selama ini Israel diketahui hanya melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza.

Dalam pertemuan dengan pasukan Israel, Gallant pun mengingatkan mereka tentang sengitnya peperangan. “Pertempuran ini akan sangat luas, sulit, dan kita akan bertindak tepat, tajam, dan mematikan. Namun akan ada harga untuk itu, dan kita juga memiliki harga yang harus dibayar. Tapi kita akan terus melanjutkannya sampai kita menyelesaikan operasi ini sepenuhnya,” ucapnya.

Gallant juga mengingatkan militer di negaranya agar bersiap dengan potensi pertempuran di front utara melawan kelompok Hizbullah Lebanon. Menurutnya, Hizbullah sepuluh kali lebih kuat dibanding Hamas. “Hizbullah sepuluh kali lebih kuat dari Hamas,” ujar Gallant dalam pertemuan tertutup dengan pejabat senior pemerintah Israel, dilaporkan lembaga penyiaran publik Israel, KAN, Kamis.

Gallant meminta pemerintah merampungkan pemindahan peralatan militer ke front utara, wilayah perbatasan dengan Lebanon. “Sebagai bagian dari persiapan perluasan pertempuran di sektor utara, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) telah bekerja dalam beberapa hari terakhir untuk mendirikan rumah sakit lapangan di wilayah Galilea yang dapat menerima korban jika terjadi eskalasi,” ujar KAN dalam laporannya.

IDF memperingatkan Hizbullah agar berhenti melancarkan seranga....

Baca Juga

Ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, kelompok Hizbullah Lebanon turut mengambil tindakan serupa. Menurut Israel, Hizbullah telah menembakkan puluhan rudal anti-tank, roket, dan mortir ke posisi militer mereka dan kota-kota Israel sejak serangan Hamas dimulai. Tel Aviv juga menyebut Hizbullah mengerahkan orang-orang bersenjata untuk menyusup ke Israel.

Awal pekan ini, IDF memperingatkan Hizbullah agar berhenti melancarkan serangan terhadapnya. IDF menyatakan siap memberikan respons mematikan jika Hizbullah terus melakukan hal tersebut. “Hizbullah melakukan sejumlah serangan kemarin untuk mencoba mengalihkan upaya operasional kami (menjauh dari Jalur Gaza), di bawah arahan dan dukungan Iran, sekaligus membahayakan negara Lebanon dan warganya,” kata Juru Bicara IDF Daniel Hagari, dikutip Times of Israel, Senin (16/10/2023).

Sejak pertempuran dengan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, jumlah warga Palestina di Jalur Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel setidaknya mencapai 3.785 orang. Lebih dari 1.500 korban meninggal adalah anak-anak. Sementara korban luka melampaui 12.500 orang. Agresi Israel selama hampir dua pekan terakhir juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

Sementara itu, jumlah warga Israel yang tewas akibat operasi dan serangan Hamas mencapai setidaknya 1.400 orang.

 
Berita Terpopuler