Debit Air di Bendung Katulampa Surut, Warga Mencuci di Kali Baru

Tinggi muka air di Bendung Katulampa, Bogor, masih nol sentimeter.

Republika/Shabrina Zakaria
Kondisi debit air di Bendung Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023).
Rep: Shabrina Zakaria Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Debit air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, menurun drastis. Aliran air di Kali Baru pun surut.

Baca Juga

Meski demikian, di tengah kondisi kemarau panjang, air yang mengalir di Kali Baru itu dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pantauan Republika, Selasa (17/10/2023), sejumlah warga beraktivitas di sekitar Wahana Ngalun, yang berjarak sekitar 500 meter dari Bendung Katulampa.

Salah satu warga Kelurahan Katulampa, Omih (50 tahun), mengaku sudah sebulan terakhir memanfaatkan air di Kali Baru. Pasalnya, air sumur di rumahnya surut pada musim kemarau ini. Karena minim, air sumur digunakan untuk kebutuhan tertentu. “Mending buat mandi, nyuci beras,” ujar Omih.

Sementara untuk kebutuhan mencuci baju atau piring, Omih memanfaatkan air di Kali Baru. Begitu juga sejumlah ibu lainnya. Kondisi itu baru pertama kali dialami Omih, dibandingkan saat musim kemarau tahun sebelumnya. “Jadinya kalau nyuci (baju, piring), saya ke kali setiap hari. Nyuci sedikit-sedikit juga ke kali karena sudah enak,” kata dia.

Pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan, saat debit air surut di Bendung Katulampa pada musim kemarau ini, warga masih kerap memanfaatkan air yang mengalir untuk kebutuhan sehari-hari.

“Iya, untuk mencuci, mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga. Kadang mandi di Kali Baru ini. Ada Wahana Ngalun juga, tapi kurang optimal karena debitnya (air) berkurang,” kata Andi kepada Republika, Selasa (17/10/2023).

Nol sentimeter

Berdasarkan pantauan Republika, Selasa, dilihat dari meteran di bawah jembatan, tinggi muka air (TMA) di Bendung Katulampa menyentuh angka nol sentimeter. TMA nol sentimeter itu dilaporkan sudah bertahan selama beberapa bulan terakhir.

Sejak Juni 2023, dilaporkan debit air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa surut, dengan status siaga. Saat ini, debit air Sungai Ciliwung yang memasuki Bendung Katulampa sekitar 1.800 liter per detik. Adapun pada kondisi normal bisa mencapai 5.000 hingga 10 ribu liter per detik.

 

 

Andi menjelaskan, debit air 1.800 liter per detik itu disalurkan ke aliran Sungai Ciliwung lagi dan ke saluran irigasi Kali Baru. “Ke Sungai Ciliwung kita alirkan 200 liter untuk penyelamatan ekosistem, air baku, dan penggelontoran ke Ciliwung. Untuk irigasi penggelontoran dan air baku ke Kebun Raya dan Istana Bogor, itu dari Katulampa bertahan 1.600 liter,” kata dia.

Menurut Andi, surutnya debit air yang memasuki Bendung Katulampa diperkirakan karena belum turunnya hujan dengan intensitas tinggi di hulu Sungai Ciliwung atau kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Sementara hujan yang di turun di wilayah Kota Bogor atau kawasan bendung disebut tidak berpengaruh terhadap debit maupun TMA di Bendung Katulampa.

Andi berharap debit air di Bendung Katulampa tidak mencapai titik kritis, seperti yang terjadi delapan tahun lalu saat kondisi kemarau panjang. Kala itu, debit air disebut hanya sekitar 1.200 liter per detik.

“Kalau kekeringan berlanjut, dampaknya warga sekitar sumurnya kering, air baku Ciliwung dari Katulampa berkurang, dan mengalir ke saluran irigasi dan lain-lain ke bawah itu berkurang debitnya. PDAM juga terpengaruh. Makanya kita harapkan ada hujan di kawasan hulu atau Puncak,” ujar Andi.

 
Berita Terpopuler