Alasan Prabowo akan Tentukan Cawapres Last Minute

"Tradisi Indonesia selalu last minute," kata Prabowo.

Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya usai melakukan pertemuan bersama Persaudaraan Aktivis 98 di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Rep: Febryan A Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengakui bahwa dirinya dan ketua umum partai koalisi akan menentukan sosok cawapres pendampingnya pada hari-hari terakhir jelang KPU RI membuka pendaftaran capres-cawapres. Pasalnya, Prabowo mengaku menunggu Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan atas gugatan batas usia minimum capres-cawapres yang akan dibacakan pada Senin (16/10/2023).

Baca Juga

"Tradisi Indonesia selalu last minute," kata Prabowo seraya tertawa ketika ditanya apakah penentuan cawapres pada hari-hari terakhir jelang pendaftaran dibuka lantaran menunggu putusan MK, di kediamannya, Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023). 

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut, rapat penentuan cawapres akan digelar usai Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan atas gugatan terkait batas usia minimum capres-cawapres. "Iya dong, kita tunggu putusan MK (untuk menentukan cawapres)," ujarnya. 

Sebagai gambaran, MK akan membacakan putusan atas tiga gugatan sekaligus. Salah satu penggugat dalam petitumnya meminta agar batas usia minimum diturunkan dari 40 tahun menjadi 35 tahun. 

Dua penggugat lainnya meminta bunyi pasal batas usia minimum diubah menjadi: "40 tahun atau yang berpengalaman di bidang pemerintahan". Apabila MK mengabulkan permohonan tersebut, maka putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming bisa memenuhi syarat sebagai cawapres. Gibran kini berusia 36 tahun dan menjabat sebagai wali kota Solo. 

Prabowo mengakui ada banyak pihak yang mengusulkan dirinya berpasangan dengan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, dalam Pilpres 2024. Kendati begitu, Prabowo menegaskan bahwa nama lain masih berpeluang menjadi cawapres pendampingnya. 

"Ini demokrasi, ya. Sampai saat terakhir pendaftaran (di KPU), semua kemungkinan bisa-bisa saja," kata Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menanggapi usulan yang disampaikan salah satu DPC Partai Gerindra agar dirinya berpasangan dengan Gibran. Prabowo mengaku akan membawa usulan tersebut ke rapat penentuan cawapres yang melibatkan semua ketua umum partai politik pendukungnya. 

Ketika ditanya apakah Gibran tidak terlalu muda dan minim pengalaman untuk menjadi cawapres, Prabowo menyatakan bahwa usulan tersebut datang dari rakyat, bukan kehendak elite politik. Dia mengklaim akan mendengarkan kehendak rakyat. 

"Ya gimana, kalau kehendak rakyat begitu (Girban cawapres)? Ini kita tidak bicara kehendak elite, tapi ini karena ada dukungan dari rakyat. Anda sendiri dengar dari mana-mana (dukungan untuk Gibran)," kata Ketua Umum Partai Gerindra itu. 

 

Sementara itu, Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas memperkirakan suhu politik Indonesia akan memanas jika Gibran menjadi cawapres pendamping Prabowo. Pasalnya, PDIP diperkirakan akan marah besar apabila Jokowi mengizinkan Gibran maju bersama Prabowo. 

"Kader PDI Perjuangan akan sangat kecewa dengan pilihan politik keluarga Jokowi karena dianggap tidak tahu berterima kasih terhadap partai yang membesarkannya," kata Fernando ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Rabu. 

Pada akhirnya, terjadilah perang dua 'raksasa', Jokowi versus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Situasi politik Indonesia akan memanas apabila Gibran digandeng oleh Prabowo, sehingga membuat Jokowi dan Megawati akan berhadapan pada Pilpres 2024," ucapnya. 

Hal itu bisa dicegah apabila Prabowo memilih Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres. "Sebenarnya lebih menarik dan tidak membuat situasi politik di Indonesia akan memanas apabila Prabowo mengambil Erick Thohir sebagai wakilnya," kata Fernando.

Karikatur Opini Republika : Musim Tanam Janji - (Republika/Daan Yahya)

 

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memberi respons jika Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menerima pinangan menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pemilu 2024 mendatang. Menurut Rudy, Gibran otomatis keluar dari PDIP.

“Ya otomatis (hangus keanggotaannya) tho ya. Yang mencalonkan itu siapa, di mana, sebagai apa?. Tidak usah keluar. Kalau sudah pindah partai ya otomatis (keluar) tho,” kata Rudy Selasa (10/10/2023). 

Kendati demikian, Rudy mengatakan keputusan ada pada Gibran lantaran itu adalah hak dirinya. Ia juga tak menyoal terkait hal tersebut. 

Yo rapopo (Ya nggak apa-apa). Wong itu semua tergantung Mas Gibran sendiri tho. Mas Gibran sendiri mau dicalonkan sebagai cawapresnya Pak Prabowo yo hak Mas Gibran sendiri,” katanya. 

Gibran sudah beri tanggapan soal ketua DPC Kota Solo PDIP yang menyebutkan dirinya otomatis keluar jika dicalonkan sebagai cawapres dari partai lain. Putra sulung presiden Jokowi mengatakan dirinya masih berada di PDIP.

"Ya kan saya masih di sini (PDIP)," kata Gibran, Rabu (11/10/2023).

Ketika ditanya awak media apakah hal tersebut menegaskan posisi dirinya sebagai kader PDIP, Gibran mengatakan ia masih di posisi yang sama. "Saya masih di sini," tegasnya. 

Selain itu ketika ditanya masifnya sejumlah relawan dan partai Gerindra yang mendorong dirinya menjadi cawapres Prabowo, Gibran mengatakan itu bersifat merata. Menurutnya ada juga relawan yang mendukung sejumlah tokoh mulai dari Ganjar Pranowo, Erick Thohir hingga Airlangga Hartarto. 

"Enggak biasa-biasa wae, yang dukung saya ada, yang dukung Pak Erick ada, Pak Airlangga ada Pak Sandi ada, Pak Ganjar ada, ada semuanya makanya yang diberikan jangan aku saja. Kalau masif saya rasa tidak, biasa saja menurutku," katanya. 

Suami Selvi Ananda juga mengaku merespons santai terkait dorongan tersebut. Bahkan ia menyebut ada pihak yang masih menginginkan dirinya sebagai wali kota hingga gubernur.

"Saya santai asja, yang pengen mendorong cawapres ada, yang mendorong wali kota ada, gubernur juga ada, kan relawan seperti itu, ada yang mau ini mau itu," katanya. 

Para bakal capres mulai mengumbar janji politiknya. - (Republika)

 
Berita Terpopuler