Musim Hujan akan Tiba, Ingat Pesan Nabi Berikut ini

Musim hujan akan tiba, ini pesan Nabi Muhammad yang harus dipahami.

republika
Fatwa mendatangkan hujan (ilustrasi)
Rep: Umar Mukhtar Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau akan berakhir secara bertahap pada tahun ini. Tahap berakhirnya kemarau diprediksi akan dimulai dari akhir bulan Oktober 2023.

Baca Juga

Meski secara zahir musim kemarau ini akan berakhir, ada kemarau atau kekeringan sesungguhnya yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW telah berpesan soal arti kemarau atau paceklik yang sesungguhnya.

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

ليسَتِ السَّنَةُ بأَنْ لا تُمْطَرُوا، ولَكِنِ السَّنَةُ أنْ تُمْطَرُوا وتُمْطَرُوا، ولا تُنْبِتُ الأرْضُ شيئًا.

"Kemarau yang sesungguhnya bukanlah keadaan ketika kalian tidak diberi hujan. Kemarau yang sesunggguhnya adalah kalian diberi hujan, kemudian diberi hujan lagi, tetapi tidak tumbuh apapun di bumi." (HR. Muslim)

Umat Muslim di dunia ini menghadapi berbagai bentuk musibah. Di antara musibah terbesar yang dialami yaitu musim kemarau yang berkepanjangan karena hujan tidak turun dalam waktu yang panjang.

Dengan tidak turunnya hujan dalam waktu yang lama, tanah pun menjadi tandus. Dan dengan panjangnya musim kemarau yang terjadi, maka banyak hasil bumi yang tidak bisa dituai karena gagal panen.

Muncul potensi kelaparan yang besar dan masalah-masalah lain yang menghambat aktivitas dan sarana kehidupan umat manusia. Tentu dalam banyak kasus, musim kemarau telah menyebabkan kerugian bagi banyak orang.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW dalam hadits tersebut memberi pesan bahwa kemarau yang sesungguhnya itu bukan karena tidak turunnya hujan. Tetapi, kemarau yang sebenarnya ialah ketika hujan turun tetapi tidak menghasilkan apapun.

Karena itu, bisa saja terjadi hujan yang tidak menghasilkan apa-apa di muka bumi. Misalnya karena kondisi tanah yang sudah rusak karena eksploitasi yang dilakukan manusia, sehingga akibatnya, tidak mampu menumbuhkan tanaman apapun meski sudah dihujani berkali-kali.

Dengan demikian, berdasarkan hadits tersebut, kekeringan ekstrem bukan berarti hujan tidak turun, melainkan hujan turun tetapi tidak ada yang tumbuh. Bumi tidak subur karenanya. Mungkin saja ini terjadi kebobrokan yang telah dilakukan manusia itu sendiri.

Syekh Ibnu Utsaimin dalam menjelaskan hadits tersebut, mengungkapkan, tidak semua hujan membuat bumi subur hingga memberi penghidupan pada umat manusia. Karena terkadang ada hujan yang tidak diberkahi Allah SWT.

 

"Allah tidak memberikan berkah pada hujan tersebut. Bumi tidak menjadi tumbuh subur dan tidak memberi penghidupan. Maka, kemarau sesungguhnya adalah turun hujan tetapi tidak ada yang tumbuh dari tanah," demikian penjelasan Ibnu Utsaimin. (Umar Mukhtar)

 
Berita Terpopuler