Yuk Kenali Rempah Negeri Sendiri, Masaknya tak Selalu Ribet

Makanan yang mengandung rempah menjadi obat bagi tubuh.

Republika/ Santi Sopia
Acara Berapa Rempah yang Kau Tahu? Di Bentara Budaya, Jakarta, Ahad (8/10/2023).
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia (world heritage) ke UNESCO pada tahun 2024. Oleh karena itu, tentu menjadi penting agar masyarakat Indonesia selalu menjaga warisan dan memanfaatkan kekayaan rempah-rempah di Tanah Air.

Baca Juga

Menurut Shinta Teviningrum dari Akademi Kuliner Indonesia (AKI), masyarakat juga masih perlu diimbau untuk memilih makanan Indonesia. Menurut dia, selain untuk kesehatan, rempah-rempah juga dapat menyejahterakan petani Indoensia. 

“Kalau beli daging dari Indonesia, dari dalam negeri, tidak ada biaya impor makannya jadi ketahanan pangan tidak menghabiskan biaya untuk impor makanan,” kata Shinta di sela acara pengenalan rempah di Bentara Budaya, Jakarta, akhir pekan lalu.

Shinta melanjutkan bahwa apa yang dimakan, termasuk mengandung rempah, sebetulnya adalah obat bagi tubuh. Jadi, bukan hanya gizi baik dari bahan makanan lokal, zat yang ada dalam rempah-rempah juga bisa memberikan manfaat menjaga kesehatan tubuh.

“Kalau orang sekarang banyak makan gula, manis, orang dulu gak banyak makan gula, kebanyakan minum air putih, jadi makan yang baik itu perlu,” lanjut Shinta yang juga merupakan pengajar di Universitas Gunadarma.

Dia menyebutkan dalam setiap gerakannya, AKI selalu punya semangat memperkenalkan kuliner di indonesia. Begitu juga mengkampanyekan manfaat baik dari rempah.

AKI selalu mengajak masyarakat kembali ke makanan asli sendiri. Bahan pembuatan masakan Indonesia juga relatif mudah ditemukan, begitu juga bumbu yang bisa melengkapi rasa maupun aroma.

Tahun lalu, AKI juga melakukan lomba....

 

Tahun lalu, AKI juga melakukan semacam lomba membuat resep nonterigu dan nonberas. Hasilnya, para generasi muda, dalam hal ini mahasiswa, dapat membuat resep kreatif, baik dari jagung, singkong, talas dan lainnya. 

Shinta menambahkan pada dasarnya membuat makanan Indonesia dengan menyertakan rempah, tidak selalu ribet. Misalnya, sayur asem, dengan bahan-bahan yang sangat mudah ditemukan, dan rempahnya tingga dimasukan ke air kuahnya.

Kemudian sayur lodeh, sayur bening, yang bisa ditambahkan rempah temu kunci hanya dengan diiris atau dirajang. Rempah pada masakan bisa menambah rasa, aroma ataupun menyegarkan masakan.

Sering kali masih ada anggapan bahwa menambahkan rempah itu harus ribet dan perlu diulek atau dihaluskan. Padahal tidak semua rempah-rempah perlu dihaluskan.

Misalnya, untuk membuat minuman, hanya perlu merebus kayu manis, cengkih, dengan gula merah. Itu bisa disajikan di acara pertemuan, diskusi, atau apa saja. 

“Atau misal dikasih buah lain, sebetulnya nggak ribet. Bumbu nggak harus diulek, dirajang kasar juga bisa misal di cak gurame betawi, atau tumis-tumis juga cuma perlu bawang, jahe, kecombrang. Tapi kalau mau halus mungkin bisa dilakukan akhir pekan,” tambah dia.

Kumoratih Kushardjanto dari Yayasan Negeri Rempah mengatakan program ini bertujuan mengembalikan kosarasa yang seakan telah hilang. Sering kali anak muda juga masih belum mampu membedakan setiap jenis rempah.

“Dalam rangka pengajuan ke UNESCO, kalau masrakatnya nggak tahu gimana? Jadi kita mau kenalin rempah ke anak muda, yang ringan-ringan seperti gim menebak jenis rempah,” ujar dia.

Program pengenalan rempah ini dipersembahkan oleh Yayasan Negeri Rempah dan Akademi Kuliner Indonesia bersama PrawotoIndarto Tea and Coffee Advisory dalam rangka Road to Max Havelaar. 

 
Berita Terpopuler