Warga Paris Harus Hidup Berdampingan dengan Tikus dan Kutu Busuk

Setelah tikus, kutu busuk menginvasi Kota Paris

EPA-EFE/TERESA SUAREZ
Kutu busuk merayap di berbagai fasilitas publik di Paris, Prancis
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pada pertengahan tahun ini, warga Paris, Prancis diminta oleh pemerintahnya untuk bisa hidup berdampingan dengan tikus. Terlebih lagi populasi tikus di daerah itu membludak akibat sampah yang menggunung.

Kini, beberapa bulan kemudian warga Paris kembali harus berdamai dengan invasi kutu busuk yang merayap di berbagai fasilitas publik mulai dari kursi hingga merayap di kereta TGV berkecepatan tinggi dan metro Paris.

Sebuah video menjadi viral setelah memperlihatkan serangga penghisap darah ini terlihat di metro Paris, kereta api berkecepatan tinggi, dan di Bandara Charles-de-Gaulle, Paris. Para pelancong mengaku merasa jijik melihat video kerumunan kutu busuk yang merayap di kereta TGV berkecepatan tinggi dan metro Paris di media sosial.

Baca Juga



Di stasiun kereta Gare de Lyon, warga pesimistis pemerintah bisa segera membasmi serangga penghisap darah tersebut.

"Saya tidak tenang. Saya benar-benar menjadi paranoid," kata Mmadi, seorang pekerja yang sedang melakukan perjalanan ke selatan Prancis.

Datang ke Paris dari Nice, wisatawan Sophie Ruscica mengatakan bahwa ia telah memeriksa tempat duduknya dengan seksama untuk melihat apakah ada yang merayap di sekelilingnya. Meski tak menemukan kutu busuk tetapi ia tetap merasa khawatir.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Juli, badan kesehatan dan makanan Anses mengatakan bahwa antara tahun 2017 dan 2022, kutu busuk telah menginfeksi lebih dari satu dari 10 rumah tangga di Prancis.

"Kutu busuk selalu ada, satu-satunya perbedaan adalah saat ini masalah ini banyak dibicarakan di media, jadi semua orang sedikit panik," kata manajer toko pembasmi hama, Sacha Krief.

Ia menambahkan bahwa penjualannya untuk produk anti-kutu busuk telah meningkat 30 persen dalam beberapa minggu terakhir.

Meskipun serangga itu tidak berbahaya, gigitan kutu busuk meninggalkan area merah, lecet atau ruam besar pada kulit, dan dapat menyebabkan reaksi gatal atau alergi yang hebat. Serangga ini juga sering menyebabkan tekanan psikologis, masalah tidur, kecemasan dan depresi.

Prancis berlomba basmi kutu busuk sebelum Olimpiade

Pemerintah Prancis pun meluncurkan rencana pembasmian besar-besaran, perang melawan invasi kutu busuk ini, sejak Jumat (29/10/2023). Pembersihan kutu busuk ini dilakukan hingga Prancis benar-benar bersih, jelang gelaran Olimpiade Paris 2024.

Pemerintah Prancis mengatakan dengan Olimpiade Paris yang kurang dari setahun lagi, pihak berwenang Prancis bertekad untuk tidak membiarkan kutu busuk menggigit pengunjung. Terutama ketika masyarakat dalam jumlah besar menonton pertandingan, berada di transportasi umum, bioskop, dan fasilitas umum lain.

Menteri Transportasi, Clement Beaune akan bertemu dengan para operator transportasi umum untuk membahas bagaimana menangani masalah kutu busuk, kata Beaune dalam sebuah pernyataan di media sosial, X pada pekan lalu.

Balai kota Paris mendesak pemerintah Presiden Emmanuel Macron untuk membantu mengatasi masalah kutu busuk ini, termasuk dengan membentuk satuan tugas khusus.

Badan kesehatan nasional Prancis memerintahkan tindakan pembersihan secara menyeluruh. Begitu kutu busuk terlihat di sebuah rumah, kamar-kamar yang terkena dampaknya harus segera dibersihkan.

Wakil Wali Kota Paris, Emmanuel Gregoire, bahkan meminta perusahaan asuransi untuk melampirkan jaminan risiko kutu busuk ke dalam polis asuransi perumahan. Dia mengatakan bahwa hunian kelas menengah bawah seringkali luput dari peningkatan kualitas kesehatan.

"Seringkali masyarakat berpenghasilan rendah tidak memiliki dana untuk memanggil perusahaan pembasmi hama, sehingga kutu busuk terus menginfeksi apartemen-apartemen di sekitarnya," kata Gregoire.

 
Berita Terpopuler