Di Mana Mentan SYL? Dirjen Imigrasi: Belum Tiba di Indonesia Seusai Kunker ke Roma, Italia

Menurut Dirjen Imigrasi, Mentan SYL seharusnya tiba di Indonesia pada 1 Oktober 2023.

Republika/Shabrina Zakaria
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Keberadaan Mentan SYL saat ini tidak diketahui. (ilustrasi)
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Silmy Karim menegaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) belum tercatat tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan kerjanya ke luar negeri. Keberadaan SYL dipertayakan di tengah mencuatnya kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca Juga

"Belum masuk ke Indonesia," kata Silmy Karim di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2023). 

Menurut Silmy, keberadaan Mentan SYL terakhir yakni di Roma, Italia. Hal ini terlihat dari data perlintasan dan kerja sama antarnegara. 

Mentan SYL berangkat menuju Roma, Italia pada 24 September 2023 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. Dalam perjalanannya itu, SYL terlebih dahulu transit di Doha, Qatar kemudian menuju Roma, Italia. 

SYL pun seharusnya sudah kembali pada 30 September dan tiba di Indonesia pada 1 Oktober. "Kemudian kembali lagi itu direncanakan itu kan tanggal 30, sampai di Indonesia tanggal 1, tapi di situ kita sudah cek belum termonitor di sistem bahwa yang bersangkutan sudah berada di Indonesia," jelas dia. 

Silmy mengatakan, pihaknya belum menerima surat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyidikan terhadap Mentan SYL.  "Saya belum dapat surat dari KPK berkaitan dengan usulan ataupun putusan berkaitan dengan kebutuhan dalam hal proses penyidikan di Komisi Pemberantasan Korupsi," kata Silmy. 

Berbicara terpisah, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga menegaskan Mentan SYL belum tiba di Indonesia hingga saat ini. "Belum-belum, belum masuk," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. 

Yasonna juga mengaku belum mendapatkan surat dari KPK untuk mencari keberadaan SYL. "Kita belum ada terima surat dari KPK ya. Belum," ujarnya. 

 

 

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengaku hingga hari ini kehilangan kontak dengan Mentan SYL. Menurut Harvick, komunikasi terakhirnya dengan Mentan SYL dilakukan sebelum keberangkatannya ke Spanyol. Selain ke Spanyol, Harvick menyebut, Mentan juga melakukan kunjungan kerja ke Roma, Italia. 

"Belum. Belum ada kontak sama sekali," kata Harvick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10/2023). 

 

"Jadi sampai hari ini kita terus mencari keberadaan pak menteri karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan pak menteri sampai hari ini," jelas Harvick. 

 

 

Dalam penyidikan kasus korupsi di Kementan, penyidik KPK pada Kamis (28/9/2023) menggeledah rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/9/2023). Hasilnya, tim penyidik menemukan uang tunai sekitar Rp 30 miliar yang terdiri atas pecahan rupiah, dolar AS, dan dolar Singapura.

Selain itu, KPK juga menemukan sejumlah senjata api (senpi) saat menggeledah rumah dinas Mentan. KPK telah melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait temuan ini.

Kasus penemuan 12 senpi berbagai jenis di rumah dinas Mentan SYL itu kemudian dilimpahkan ke Bareskrim Polri. Saat Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) masih mendalami temuan belasan senpi tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan saat ini 12 senpi yang ditemukan oleh penyidik KPK sudah diamankan di Baintelkam Polri. Nantinya, kata dia, senpi yang belum dapat dipastikan legalitas tersebut akan diteliti dan dicocokan dengan data yang ada di Baintelkam Polri.

"Saat ini penyelidikan, masih penyelidikan. Saat ini ditangani oleh direktorat tindak pidana umum Bareskrim polri," ujar Ramadhan kepada awak media, Selasa (3/10/2023).

Kemudian berdasarkan data dari Baintelkam Polri, kata Ramadhan, dapat diketahui peruntukan dari senpi tersebut. Karena itu saat ini pihaknya belum dapat memastikan apakah senpi tersebut milik dari SYL atau orang lain. 

"Apakah untuk membela diri atau koleksi apakah untuk berburu, nanti ada di datanya Baintelkam Polri," jelas Ramadhan.

Syahrul mengungkapkan, membangun food estate di lahan rawa tidak mudah. - (Tim Infografis)

 

 
Berita Terpopuler