Kisah Bayi Tertukar, Lobi-Lobi RS Sentosa Tempuh Jalan Damai

RS Sentosa menawarkan kompensasi jaminan kesehatan dan beasiswa.

Republika/Shabrina Zakaria
Polres Bogor mengungkapkan dua bayi yang dilahirkan di RS Sentosa Bogor pada Juli 2022 memang tertukar dari hasil tes DNA yang dilakukan pada Senin (21/8/2023). Dua ibu yakni Siti Mauliah dan D pun saling berpelukan dalam konferensi pers pada Jumat (25/8/2023) malam di Mapolres Bogor.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kuasa Hukum ibu bayi tertukar berinisial D, Binsar Aritonang, mengatakan kliennya didatangi Rumah Sakit Sentosa dan ditawarkan kompensasi berupa jaminan kesehatan dan beasiswa. Saat ini, pihaknya belum merespons tawaran tersebut.

Baca Juga

Binsar mengatakan, RS Sentosa mendatangi rumah kliennya di Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor pada Senin (28/8/2023) tanpa pendampingan pengacara. Kedatangan itu bertepatan dengan kunjungan RS Sentosa ke rumah ibu bayi tertukar Siti Mauliah.

Kan rumah sakit datang secara langsung ke rumah klien kami tanpa didampingi kami. Dia datang menawarkan kompensasi itu. Mereka datangnya di hari yang sama berbarengan dengan Ibu Siti. Pas Ibu Siti didatangi klien kami juga didatangi waktu itu,” kata Binsar di Mapolres Bogor, Rabu (30/8/2023).

Binsar mengatakan, saat itu kliennya langsung menolak lantaran masih fokus terhadap proses transisi penyerahan bayi kepada orangtua kandungnya. Sebab, proses ini masih membutuhkan waktu yang panjang hingga akhir September 2023.

“Kami juga tahu bahwa para korban langsung menolak. Dalam artian, kami tuh masih fokus untuk proses-proses yang amat panjang. Kami tuh intinya concern di situ dulu. Ini biar anak bayi G bisa kembali ke orang tua biologisnya secepatnya,” katanya menjelaskan.

Disinggung soal kompensasi yang ditawarkan? menurut Binsar, baik jaminan kesehatan maupun beasiswa sudah ditanggung oleh negara. Yakni, melalui BPJS dan pemerintahan daerah masing-masing.

“Tadi kan juga sudah ditanggapi rekan kami (kuasa hukum Siti Mauliah) terkait beasiswa dan kesehatan sudah ditanggung negara. Sekarang jaminan kesehatan ada BPJS. Dan pemerintahan kota bogor pun menjamin pendidikan,” ujarnya.

Kendati demikian, Binsar mengapresiasi apa yang ditawarkan oleh RS Sentosa. Sehingga tidak serta-merta menolak tawaran tersebut.

“Bukan kami menolak terkait itu (penawaran RS). Kami sangat apresiasi penawaran seperti itu. Tapi saya rasa, ada hal-hal lain yang harus diselesaikan. Di mana kami sebagai korban dan kami akan melakukan upaya hukum,” kata Binsar.

Tawaran jaminan kesehatan dan beasiswa ...

 

 

 

 

 

Diketahui, Rumah Sakit Sentosa Bogor telah mendatangi salah satu keluarga bayi tertukar, yakni Siti Mauliah (37 tahun), untuk menawarkan penyelesaian masalah ini secara keleluargaan. Keluarga dari Siti pun belum menerim tawaran tersebut, termasuk tawaran jaminan kesehatan dan beasiswa.

Kuasa Hukum Siti Mauliah, Rusydiansyah Nur Ridho, mengatakan pihak rumah sakit datang ke kediaman Siti di di Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor pada Senin (28/8/2023). Perwakilan RS Sentosa yang datang ialah beberapa direktur dan perawat yang disebut terlibat dalam kasus bayi tertukar ini.

“Intinya mereka minta maaf kepada kami, keluarga. Saya sebagai umat beragama ya memaafkan. Tapi, saya bilang proses hukum tetap berjalan karena memang sudah ada unsur yang merugikan pihak kami,” kata Rusydi kepada Republika, Selasa (29/8/2023).

Rusydi pun menyebut, permintaan agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan itu akan dikesampingkan dulu. Sebab ia harus bermusyawarah dengan keluarga korban yang lain, yakni Ibu D (33).

“Dia (RS Sentosa) minta kita kalau bisa jalan kekeluargaan. Saya bilang, itu bagaimana nanti. Karena kami harus memusyawarahkan dengan pihak kuasa ibu D,” ujarnya.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan sejak awal RS Sentosa terus mengawal kasus ini. Di samping itu, menurut dia, peristiwa ini sudah terjadi dan tidak ada yang mengharapkan kasus ini terjadi.

“Jadi, kami berharap kemudian upaya kami adalah bagaimana kita berbicara menyelesaikan ini secara kekeluargaan dan damai. Sesuai dengan semangat rumah sakit dari awal,” kata Gregg kepada Republika, Senin (28/8/2023).

 

 

 
Berita Terpopuler