Ilmuwan Temukan Gejala Long Covid Baru yang Misterius: Acrocyanosis

Seorang pria berusia 33 tahun di Inggris alami acrocyanosis setelah kena Covid-19.

www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Ilmuwan menemukan gejala long Covid baru pada pria di Inggris. Dia mengalami acrocyanosis.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala baru long Covid baru berhasil diidentifikasi oleh sekelompok peneliti dari University of Leeds, Inggris. Gejala baru ini ditemukan pada seorang pria berusia 33 tahun.

Temuan ini bermula ketika pria tersebut dirujuk ke sebuah klinik spesialis. Pria tersebut dirujuk karena mengalami perubahan warna kulit pada kakinya setiap kali berdiri. Keluhan tersebut sudah dia rasakan selama enam bulan ke belakang.

Satu menit setelah berdiri, kaki sang pria dengan cepat berubah warna menjadi keunguan. Perubahan ini kerap disertai dengan munculnya rasa berat, sensasi kesemutan, dan gatal pada kaki. Terkadang, pria tersebut juga kerap menemukan ruam pada kulit kakinya.

Anehnya, beragam gejala misterius ini akan menghilang ketika sang pria berbaring atau dalam posisi tidak berdiri. Warna kaki sang pria kembali normal hanya dalam waktu dua menit ketika tidak berdiri. Pria tersebut juga mengungkapkan bahwa gejala-gejala ini baru dia alami setelah terkena Covid-19.

Menurut tim peneliti, kondisi yang dialami oleh sang pria dikenal dengan istilah acrocyanosis. Acrocyanosis adalah warna kebiruan yang muncul pada ekstremitas seperti tangan dan kaki, serta bagian tengah wajah seperti hidung dan telinga.

"Acrocyanosis disebabkan oleh penyempitan (konstriksi atau spasme) pada arteriol kecil (arteri kecil) di ujung tangan dan kaki, dan juga hidung serta telinga," papar WebMD dalam laman resmi mereka.

Menurut salah satu peneliti dari University of Leeds, Dr Manoj Sivan, banyak pasien yang tidak mengetahui bahwa acrocyanosis bisa menjadi gejala long Covid. Di sisi lain, Dr Sivan menilai bahwa tak semua klinisi juga menyadari bahwa acrocyanosis dan long Covid bisa berkaitan.

Kondisi acrocyanosis kerap ditemukan pada pasien-pasien yang terdiagnosis dengan postural orthostatic tachycardia (POTS). Pasien pria dalam kasus ini juga didiagnosis dengan POTS. Menurut sebuah studi dalam jurnal Global Cardiology Science and Practice, POTS merupakan salah satu jenis dysautonomia atau disfungsi saraf otonom.

Baca Juga

Seperti dilansir SciTechDaily, kasus POTS cukup banyak ditemukan pada pasien setelah mereka terinfeksi virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2. Dalam studi berbeda yang dilakukan sebelumnya, Dr Sivan juga menemukan bahwa dysautonomia dan POTS cukup sering terjadi pada pasien long Covid.

"Pasien-pasien yang mengalami (acrocyanosis) mungkin tidak sadar bahwa kondisi ini bisa jadi merupakan gejala long Covid dan dysautonomia," kata Dr Sivan, seperti dilansir Independent pada Selasa (15/8/2023).

Long Covid-19 pada anak. - (Republika.co.id)



Sebagian besar pasien yang terkena Covid-19 biasanya akan pulih dalam waktu beberapa hari atau pekan. Namun, beberapa pasien bisa mengalami gejala yang berkepanjangan meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Kondisi inilah yang dikenal sebagai long Covid.

Long Covid bisa memengaruhi beragam sistem di dalam tubuh dan memunculkan gejala yang sangat bervariasi. Tak jarang, gejala-gejala long Covid turut mengganggu kemampuan pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Beberapa gejala long Covid yang cukup umum ditemukan adalah lelah ekstrem, hilang indra penciuman atau perasa, otot pegal, masalah daya ingat, insomnia, pusing, jantung berdebar, tinnitus, serta depresi.

 
Berita Terpopuler