Olahraga dan Yoga Bantu Fungsi Paru-Paru Pengidap Asma

Penting untuk integrasikan pelatihan olahraga ke dalam rencana manajemen asma.

www.freepik.com
Seorang wanita menderita asma (ilustrasi). Gaya hidup kurang olahraga dapat menjadi pemicu seseorang menderita asma.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yoga dan latihan pernapasan dikombinasikan dengan latihan aerobik, dapat membantu meningkatkan fungsi paru-paru pada orang dewasa pengidap asma. Hal itu diungkap oleh studi baru yang digagas peneliti dari Henan Normal University di Cina.

Studi menyoroti pentingnya mengintegrasikan pelatihan olahraga yang tepat ke dalam rencana manajemen asma. Tim periset menunjukkan bagaimana jenis latihan olahraga tertentu efektif dalam meningkatkan fungsi paru-paru untuk orang dewasa dengan kondisi tersebut.

Penulis utama studi, profesor Shuangtao Xing, menjelaskan bahwa dia dan tim meninjau hasil dari berbagai perawatan dalam 28 studi, yang mencakup data 2.155 pasien. Mereka meneliti efek dari latihan pernapasan, latihan aerobik, latihan relaksasi, latihan yoga, dan latihan pernapasan yang dikombinasikan dengan latihan aerobik, pada fungsi paru-paru.

Kelima jenis latihan menunjukkan efektivitas yang lebih besar dalam meningkatkan fungsi paru-paru. Secara khusus, berbagai jenis latihan itu menyebabkan peningkatan jumlah udara yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-parunya dalam satu detik (FEV1), dan  tingkat udara yang mengalir keluar dari paru-paru (PEF).

Efek lain ialah meningkatkan tingkat jumlah udara yang dapat diembuskan secara paksa dari paru-paru setelah pengambilan napas sedalam mungkin (FVC). Namun, mayoritas pasien dalam penelitian berusia di bawah 60 tahun, sehingga intervensi olahraga dapat memicu respons yang berbeda pada lansia.

Baca Juga

Xing berpendapat temuan risetnya bisa jadi landasan bagi para profesional kesehatan yang meresepkan pelatihan olahraga untuk pengelolaan asma pada pasien dewasa. Namun, tetap penting untuk mempertimbangkan faktor individu, seperti riwayat keluarga dan pengaruh lingkungan, saat merancang program rehabilitasi olahraga.

"Menyesuaikan intervensi dengan kondisi kesehatan fisik dan mental individu, dengan pertimbangan intensitas, frekuensi, dan durasi latihan yang cermat, penting untuk mengoptimalkan hasil pengobatan," ujar Xing, dikutip dari laman BreakingNews.ie, Ahad (13/8/2023).

Asma adalah kondisi paru-paru kronis yang menyerang sekitar 339 juta orang di seluruh dunia. Gejalanya termasuk batuk, mengi, dan sesak napas. Sebelumnya, olahraga dianggap sebagai faktor risiko potensial bagi orang dengan kondisi tersebut.

Alasannya, aktivitas olahraga bisa membuat seseorang lelah dan terengah-engah, yang diyakini dapat memicu atau memperburuk serangan asma akut. Namun, sejumlah studi terbaru telah mengungkap bahwa olahraga justru dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan kapasitas latihan pada pasien asma dewasa.

 
Berita Terpopuler